Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Vaksin Rabies, Tawaran Gratis dan Keputusan Preventif

1 Juli 2023   02:37 Diperbarui: 6 Juli 2023   11:59 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vaksin rabies. (Shutterstock/Creativa Images via Kompas.com)

Keputusan preventif untuk divaksin merupakan pilihan yang lebih baik bagi kebanyakan masyarakat Indonesia daripada harus hidup dalam ketakutan akan bahaya virus rabies | Ino Sigaze

Pada awal Juni 2023, saya menjadwalkan pertemuan dengan dokter langganan saya untuk pemeriksaan kesehatan (Hausarzt). Tidak pernah terpikir sebelumnya bahwa dokter tersebut akan lebih santai dan rileks ketika bertanya tentang situasi di Indonesia. 

Dalam suasana yang santai itu, dia sempat melihat laporan kasus rabies di Indonesia dan beberapa penyakit lainnya. Saya terkejut mendengar informasi tersebut. Mengapa kasus rabies begitu tinggi di Indonesia?

Tanpa berpikir secara negatif, seolah-olah ini adalah kesempatan bagi dokter untuk menawarkan saya vaksin rabies, saya bertanya tentang kemungkinan mendapatkan vaksin tersebut. 

Vaksin rabies memang sangat diperlukan. Secara logika sederhana, semakin tinggi jumlah kasus rabies, maka semakin tinggi pula kebutuhan akan vaksin rabies.

Pertanyaannya adalah, apakah pemerintah Indonesia dapat menyediakan vaksin rabies untuk rakyat Indonesia atau adakah kemungkinan bagi warga untuk membeli dan mendapatkannya? 

Meskipun kita menganggap vaksin rabies sangat penting, jika vaksin tersebut tidak ada atau tidak cukup untuk warga Indonesia, maka situasinya menjadi sulit.

Divaksin itu merupakan keputusan preventif

Dalam kesempatan wawancara di ruangan dokter, saya bertanya tentang seberapa penting vaksin rabies itu sendiri. Dokter tersebut dengan sigap mengatakan bahwa "unbedingt" atau tidak ada pilihan lain selain divaksinasi sekarang juga. 

Memilih untuk divaksinasi adalah pilihan untuk keselamatan dan kelangsungan hidup pribadi. 

Fakta mengenai tingginya angka kasus rabies di Indonesia tahun ini membuat orang-orang mulai memikirkan tindakan pencegahan, terutama ketika akan melakukan perjalanan di Indonesia.

Dokter tersebut menyatakan bahwa prioritas vaksin rabies bukan hanya untuk warga Indonesia, tetapi juga untuk warga Jerman dan warga asing lainnya yang akan bepergian ke Indonesia.

Vaksin rabies, tawaran gratis dan keputusan preventif | Dokumen diambil dari: nobivac-centroamerica.com
Vaksin rabies, tawaran gratis dan keputusan preventif | Dokumen diambil dari: nobivac-centroamerica.com

Mendapatkan Vaksin Rabies dari Hausarzt

Diskusi dan memperoleh informasi tentang rabies ternyata sama sekali tidaklah lebih membantu daripada keputusan untuk bersedia divaksinasi. Pertimbangan tersebut mendorong saya untuk menjawab "ya" pada awal Juni lalu untuk divaksinasi dengan jenis vaksin rabies. Apa perbedaannya dan bagaimana rasanya?

Sebenarnya, baik vaksin rabies, vaksin Covid-19, maupun vaksin tetanus, hanya berbeda jenisnya saja, tetapi rasanya sama. Rasa sakit hanya berlangsung sebentar dan selanjutnya hanya menyebabkan sedikit pembengkakan pada lengan selama tiga hari, kemudian semuanya akan kembali normal.

Oleh karena itu, berdasarkan pengalaman pribadi saya, saya berani mengatakan bahwa orang tidak perlu takut untuk divaksinasi dengan vaksin rabies, apa pun jenisnya.

Jenis vaksin rabies yang pernah saya peroleh dari Hausarzt di Jerman adalah jenis Nobivac T. Jenis vaksin Nobivac T dapat melindungi dari serangan virus rabies selama tiga tahun.

Kasus rabies di Indonesia

Dilaporkan bahwa terdapat 13 kasus meninggal karena rabies di wilayah NTT menurut Kompas.id (28/6/2023), sementara media lain melaporkan 3.095 kasus rabies di Sulawesi Selatan dalam seminggu (detik.com, 24/6/2023).

Kita tidak bisa meremehkan atau menganggap enteng kasus rabies secara keseluruhan di Indonesia tahun 2023, karena ternyata terdapat 31.113 kasus rabies (tirto.id, 19/6/2023).

Jika kita melihat ke belakang, Indonesia memiliki catatan kelam pada tahun 2022 dengan adanya 102 kasus rabies dan kematian akibat rabies. Angka 102 tersebut merupakan angka tertinggi dalam beberapa waktu terakhir (Berdasarkan data dari Kemenkes).

Perspektif tentang Hewan Peliharaan

Meningkatnya kasus rabies saat ini menuntut perhatian dari masyarakat Indonesia terhadap beberapa hal penting ini: pertama, kerja sama dengan tim kesehatan hewan ternak perlu diadakan. Kedua, disiplin dalam mengendalikan kesehatan hewan ternak harus ditegakkan.

Kisah dan kejadian kasus rabies di Indonesia dapat menjadi pembelajaran untuk masa depan. 

Tanggung jawab bukan hanya terletak pada pemilik hewan ternak seperti anjing dan kucing, tetapi juga memerlukan kerja sama dengan dinas kesehatan yang secara intensif merawat hewan yang sakit.

Sebagai contoh, Jerman dapat dianggap sebagai negara dengan jumlah penduduk yang paling banyak menyukai anjing. Namun, jarang sekali kita mendengar cerita tentang kasus rabies di Jerman.

Kenyataan positif tersebut dapat menjadi panutan bagi bangsa kita. Manusia, khususnya pemilik hewan ternak, perlu melindungi diri dengan menjalani kehidupan yang bersih dan mencegah bahaya virus rabies dengan divaksinasi. 

Sedangkan hewan peliharaan, seperti anjing, perlu dikendalikan dan divaksinasi secara tepat waktu.

Kebiasaan dan disiplin semacam itu perlu diperhatikan di Indonesia. Tentu saja, kita menghadapi tantangan yang tidak mudah karena wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang banyak. 

Selain itu, masih terdapat hewan liar yang belum sepenuhnya dapat dikendalikan dan diperiksa dengan baik.

Secara prinsip, sebagai masyarakat Indonesia, kita perlu membuat keputusan untuk mencegah virus rabies dengan mengikuti tawaran vaksin rabies. 

Jika kita memiliki anjing dan kucing di rumah, maka perlu menjadwalkan pemeriksaan dan vaksinasi secara rutin.

Salam berbagi, Ino, 30.06.2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun