Kami telah beberapa kali melakukan survei langsung ke reruntuhan kampung tua Mbari yang masih ada sejak beberapa abad yang lalu. Bahkan, kami telah melihat langsung beberapa objek terkait sejarah yang diceritakan oleh masyarakat di sana.
3. Proses promosi kecil
Proses ini telah berjalan dalam beberapa tahun terakhir. Setiap ada tamu yang datang, kami akan mengajak dan mendampingi mereka, terutama generasi muda di sana, ke tempat-tempat yang telah kami sebutkan sebagai bersejarah dan memiliki potensi wisata.
Saya masih ingat kunjungan pertama lima tahun yang lalu, yang dihadiri oleh 45 orang. Di sana, kami dapat menikmati keindahan air terjun Tiwu Awu. Di bawah rimbunnya daun pohon kenari, kami duduk dan bercerita dengan penuh mimpi tentang masa depan tempat tersebut.
Tempat ini sangat diuntungkan karena akses internet yang sangat baik di sana. Beberapa tamu dengan senang hati menghubungi saya hanya untuk memberitahu bahwa mereka sedang berada di tempat air terjun Tiwu Awu.
Setiap kali ada momen kunjungan, ratusan foto mulai tersebar di beberapa media sosial seperti Facebook. Perkembangan ini tampaknya berjalan perlahan namun pasti.
4. Membangun koneksi kerjasama dengan orang luar
Proses kerjasama dengan orang lain memang sangat penting. Dalam kesempatan ngobrol bareng dengan beberapa orang muda Indonesia yang berada di Jerman, akhirnya saya menemukan kesamaan gagasan dan perspektif yang sama.
Beberapa perspektif yang sama antara lain: Kami melihat bahwa Flores saat ini sedang menjadi sorotan global. Setidaknya sejak gebrakan Jokowi dengan berlangsungnya KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo, nama Labuan Bajo khususnya, dan Flores secara umum, telah menjadi pembicaraan global saat ini.
Popularitas ini seharusnya direspons secara positif dengan wawasan yang lebih spesifik dalam usaha konkrit untuk pengembangan wisata lokal.