Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

5 Prinsip Investasi SBN yang Menjanjikan Kemandirian Ekonomi

1 Juni 2023   14:36 Diperbarui: 3 Juni 2023   18:31 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instrumen pasar modal adalah seluruh surat berharga atau efek yang diperdagangkan di bursa. (Foto: KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG) 

Siapa saja yang hendak melakukan tindakan investasi, termasuk investasi yang dijamin pemerintah seperti SBN, perlu tetap memperhatikan prinsip-prinsip dan perspektif yang mendukung masa depan dan kemandirian ekonominya.

Topik pilihan Kompasiana kali ini kembali menantang nalar dan daya kreativitas masyarakat Indonesia untuk lebih maju lagi dalam memperkuat kemandirian ekonomi. 

Tidak dapat disangkal bahwa media sosial saat ini sedang ramai membicarakan tentang Surat Berharga Negara (SBN). Namun, di sisi lain, isu-isu ini membuat masyarakat Indonesia menjadi sangat gelisah.

Terdapat dilema yang samar-samar antara merespons dengan cepat pola penawaran investasi dari pemerintah, tetapi juga ada keraguan yang dimiliki masyarakat dalam memahami dunia SBN. Kemandirian ekonomi tidak bisa diperoleh begitu saja tanpa adanya strategi jitu di baliknya.

Tulisan ini mencoba menjelaskan prinsip dan langkah-langkah konkret apa yang perlu diketahui agar masyarakat tidak terhantui oleh Fomo dan terburu-buru terlibat dalam investasi tanpa pemahaman yang baik.

Berikut ini 5 prinsip dan perspektif yang perlu diketahui sebelum melakukan tindakan investasi SBN:

1. Prinsip pengetahuan dasar tentang SBN dan rasa aman

Surat Berharga Negara (SBN) adalah produk investasi yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan jaminan keamanannya secara resmi oleh pemerintah Republik Indonesia kepada setiap investor yang terlibat di dalamnya. 

Pemahaman dasar seperti itu saja sebenarnya sudah memberikan rasa aman kepada masyarakat. Mengapa rasa aman itu sangat penting?

Kita tahu bahwa dunia sedang marak dengan model investasi online yang pada akhirnya tidak memberikan pertanggungjawaban hanya dengan alasan aplikasi yang digunakan untuk komunikasi dan transaksi telah dihapus. 

Nah, dari konteks seperti itu, kemunculan model alternatif SBN sebenarnya sangat strategis untuk memberikan semangat baru kepada masyarakat dalam dunia investasi.

Namun, sebagai orang masyarakat biasa, masih ada pertanyaan, seperti apa jaminan rasa aman itu? Pasalnya, korupsi bisa saja terjadi di mana-mana, baik itu di lembaga swasta maupun pemerintah. 

Hal ini mungkin hanya sebuah catatan kritis penuh harapan dari masyarakat biasa, agar gebrakan pemerintah dalam SBN tetap bisa dipercaya dan benar-benar menjadi pilihan yang meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat kita.

2. Fomo dan dunia digitalisasi

Bagi sebagian orang yang sedang rajin mengikuti perkembangan dunia digital saat ini, mereka benar-benar tidak bisa sabar. Bahkan, bisa jadi mereka tidak bisa tidur jika mengetahui bahwa mereka tertinggal dari model penawaran terbaru dalam dunia digital.

Fear of Missing Out (FOMO) adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan fenomena ketakutan berlebihan akan tertinggal dari perubahan zaman saat ini. Pada sisi tertentu, FOMO bisa baik, karena kekhawatiran tersebut mendorong orang untuk belajar dan mengikutinya.

Namun, jika ketakutan tersebut terlalu berlebihan, konsentrasi dan kesehatan psikis seseorang dapat terganggu. Bagaimana jalan tengahnya?

Saya pikir, tawaran model investasi SBN dari pemerintah sangat terbuka untuk diketahui oleh masyarakat. Saya sendiri merasa sangat baru dengan istilah SBN. Namun, karena sedikit FOMO, saya mencoba membaca artikel-artikel terkait. Akhirnya, saya menemukan sebuah situs bernama Tanamduit.

Melalui situs tersebut, orang dapat mengetahui banyak informasi tentang SBN dan segala hal penting yang berkaitan dengan investasi SBN. Digitalisasi tidak dapat dipisahkan lagi dari kemajuan saat ini. Di situs tersebut, orang juga ditawarkan untuk mengikuti pembelian SBN.

Siapa yang ingin membeli? Tentu saja boleh. Namun, sebaiknya, orang perlu membaca dokumen-dokumen di dalamnya yang dapat diakses secara gratis. Ada 36 halaman dokumen yang penting untuk dibaca dan dipelajari dengan baik.

5 Prinsip investasi SBN yang menjanjikan kemandirian ekonomi | Dokumen diambil dari: sahabat.pegadaian.co.id
5 Prinsip investasi SBN yang menjanjikan kemandirian ekonomi | Dokumen diambil dari: sahabat.pegadaian.co.id

3. SBN dan ketersediaan angka minimum dan maksimum

Selama ini, ketika mendengar kata "investasi," saya selalu merasa takut, karena pada saat itu terlintas bayangan tentang dana besar dalam jumlah jutaan yang harus dimiliki sebelum dapat akrab dengan dunia investasi.

Ternyata, SBN ini sangat menarik, karena terdapat angka minimum sebesar 1 juta dan angka maksimumnya 1 miliar. Standar tersebut tentu menarik bagi masyarakat biasa yang mungkin hanya memiliki modal sebesar 1 juta rupiah.

Bagaimana dan seperti apa cara melakukan investasi, memperoleh suku bunga, dan hal-hal lainnya dapat diperoleh melalui sistem yang telah disiapkan oleh pemerintah atau melalui situs web Tanamduit.

Nama Tanamduit sendiri sudah sangat keren. Uang di era digital ini telah menjadi seperti pohon yang dapat berbuah. Namun, logikanya harus jelas. Jika pohon harus ditanam terlebih dahulu sebelum menghasilkan buah, maka demikian pula uang perlu ditanam terlebih dahulu agar menghasilkan bunga.

 4. Kegalauan istilah yang beredar di masyarakat

Saya sering mendengar dalam percakapan sehari-hari dengan masyarakat, terdapat ucapan-ucapan yang sebenarnya perlu dijelaskan dengan baik.

Sebagai contoh, sudah lama kita mendengar istilah "buang modal". Istilah tersebut sering kali terdengar ketika seseorang memulai usaha kecil seperti UMKM.

Suatu waktu, saya mengajukan protes terhadap istilah tersebut. Saya mengatakan, "Maaf ya, istilah 'buang modal' itu membingungkan. Seharusnya kamu menggunakan istilah 'tanam modal' bukan 'buang modal'."

Demikian juga, saya sangat setuju dengan gebrakan pemerintah terkait SBN yang memunculkan istilah "tanamduit". Istilah tersebut sangat keren dan bisa sangat memotivasi masyarakat kita.

Prinsipnya, daripada berinvestasi secara tidak jelas, tanpa ada jaminan resmi dari pemerintah, mengapa tidak langsung berinvestasi dengan pemerintah yang memiliki hukum dan peraturan yang melindungi hak para investor.

Oleh karena itu, tulisan ini sekaligus mengajak masyarakat untuk mengambil langkah baru dalam mempercayai negara dengan mempertimbangkan berbagai alternatif yang ada.

Tunggu apa lagi, jika sistem dan jaminan keamanannya tidak bisa diragukan lagi. Mulailah dengan standar minimum sekaligus sambil belajar bagaimana cara yang baik dalam perjalanan waktu.

 5. Mengapa takut membeli SBN, di sana ada standar aturan pada nomor 5 tentang Fatwa dan opini Syariah

Ketika saya membaca poin nomor 5 tentang Fatwa dan opini Syariah, pada awalnya saya dengan kritis bertanya, mengapa poin tersebut harus ada? Bukankah SBN adalah urusan negara?

Setelah dipikirkan dengan tenang, saya yakin bahwa kontrol dan jaminan keamanan justru semakin terjamin ketika ada institusi lain yang juga menjaga dan mengawasinya.

Dari situlah, sebenarnya SBN dapat menjadi alternatif yang memberikan rasa aman kepada masyarakat Indonesia dalam mengambil langkah investasi.

Artinya, jika dalam perjalanan waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, tuntutannya jelas pada lembaga-lembaga yang terlibat, yang didukung oleh pasal hukum dan ayat agama yang relevan.

Pada prinsipnya, niat baik untuk berinvestasi tidak boleh dikalahkan oleh kecemasan tentang masa depan. Ketika kita mengambil langkah baru saat ini, jika pemerintah melindungi, sebenarnya kita tidak memiliki alasan untuk takut.

Apalagi, jika kita benar-benar memahami keuntungannya, kita hanya memiliki sedikit waktu untuk mengambil keputusan baru. Yuk, mulailah menanam modal sekarang!

Salam berbagi, Ino 1.01.2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun