Namun, di beberapa daerah lain, terdapat juga ritual pemakaman orang mati di mana jenazahnya dibungkus dan digantung di pohon Hayat.
Tidak mengherankan bahwa pohon Hayat selalu diasosiasikan dengan pohon yang seram dan menakutkan. Banyak orang juga percaya bahwa di sana terdapat kekuatan roh yang hidup.
Uniknya, orang Ende menyebut pohon Hayat dalam bahasa daerah mereka dengan sebutan "puu Zeze". "Puu" berarti pohon, tetapi juga berarti pangkal, sedangkan "zeze" berarti mendengarkan. Jadi, secara harfiah, itu berarti pohon yang bisa mendengarkan.
Refleksi budaya yang berbeda dapat menjadi unsur pelengkap dari filosofi pohon Hayat yang umum diketahui dan dihubungkan dengan IKN Nusantara.
Mungkin nama dalam bahasa Ende akan menjadi satu simbol spiritualitas dari IKN Nusantara. Hal ini bukan hanya tentang menjaga netralitas, tetapi juga tentang ibu kota yang dapat mendengarkan.
Pesan tentang mendengarkan itu, jika dipahami dalam bahasa Jerman, akan sangat mendukung pemahaman tentang nama Hayat itu sendiri. Das Hören (pendengaran) mungkin akan menjadi unsur penting dalam visi maju Indonesia.
Bayangkan seseorang yang hidup tanpa pendengaran, maka ia akan merasa tidak berdaya. Tentu saja, dia tidak dapat lagi terhubung. Jeritan rakyat tidak akan dapat didengarnya, diskusi dan polemik yang sedang berlangsung tidak dapat ditanggapi karena memang ia tidak mampu mendengar.
Tafsiran logo IKN Nusantara yang terlupakan
Konsep dan filosofi logo IKN Nusantara memang secara mendasar sudah menyentuh angka-angka penting dalam sejarah bangsa ini. Namun, tidak kalah pentingnya juga jika ada tafsiran lain terkait logo yang sama.
Saya tidak hanya melihat angka 17 saja, tetapi bahwa 17 itu tumbuh dari sebuah sentral yang bulat dengan imajinasi yang tampaknya membias ke luar.
Imajinasi saya terbawa pada gagasan tentang matahari yang sedang bersinar dari Timur. Basis dari pancaran cahaya tersebut adalah satu titik sentral yang putih dan bersih di tengahnya.
Di situlah saya memahaminya sebagai simbol dari kebulatan tekad anak bangsa ini dengan dasar kejujuran hati untuk membangun negeri Indonesia tercinta ini.