Konsep tentang standar hidup baik memang akan menjadi problem ketika orang mau menjadi pendatang di Jakarta tanpa punya bekal pendidikan dan kreativitas yang bisa diandalkan.
Jadi, jangan gampangan saja melihat bahwa Jakarta itu serba ada, karena untuk memperolehnya orang harus punya kualitas pendidikan, mentalitas, keterampilan dan kreativitas yang bisa diandalkan.
2. Jakarta digambarkan dengan kota dengan sejuta pengalaman berbeda
Para pendatang ke kota Jakarta sudah punya gambaran tentang Jakarta. Gambaran lain selain Jakarta sebagai kota serba ada, tentu saja kota dengan sejumlah pengalaman berbeda.
Mental anak Jakarta mungkin akan berbeda dengan mental anak yang tinggal di kota Ende misalnya. Mentalitas seperti apa?
Mentalitas positif yang bisa diandalkan antara lain bahwa anak-anak yang menjadi pendatang di kota Jakarta tahu seperti apa sulitnya mencari uang dan berjuang hidup di tengah kesulitan hidup.
Berbeda dengan anak-anak yang hidup di kota Ende, semuanya serba datang dari keluarga. Mereka gak perlu mikir tentang harus bekerja ekstra.
Mengubah mental seseorang itu selalu berat, tetapi kebanyakan oleh karena tekanan situasi, maka mental seseorang akan berubah. Dalam perspektif seperti itu sebenarnya ada sisi positifnya juga ketika pernah menjadi pendatang di kota Jakarta.
Gagasan dan kesimpulan di atas berangkat dari pengalaman yang bisa saya timba dari beberapa orang yang saya kenal dan saat ini menetap di Jakarta dan Bandung.Â
3. Jakarta sebagai simbol tantangan dan keterampilan
Tidak hanya soal perubahan mental, tetapi juga bahwa ada konsep tentang Jakarta di mana keterampilan itu memberinya hidup di sana.
Sebagian besar pendatang di Jakarta tentu saja tidak punya standar pendidikan yang cukup, tetapi mengapa mereka bisa hidup di sana?
Ya, Jakarta punya banyak kemungkinan pekerjaan bukan cuma untuk orang-orang yang berpendidikan tinggi, tetapi juga untuk mereka yang tamatan sekolah menengah saja.