Saya coba berdiri dan memandang ke arah Rhein. Rhein di waktu malam, tampak seakan satu hamparan yang tenang dan sepi.Â
Tak sabar saya ingin mendengar alunan instrumen dari André Rieu.
Instrumen violin André Rieu menemani tapak-tapak menuju 10.000 langkah di pinggir sungai Rhein.
Instrumen shadu yang terus menyeret saya ke kedalaman keheningan inspirasi kota Mainz.
Terus menyusuri jalan pulang sampai ke arah  Gereja Katedral Mainz. Berhenti sejenak karena kagum dengan kekokohan bangunan gereja itu.
Mata terperanjat pada area taman yang dihiasi lampu-lampu. Malam dengan hiasan lampu-lampu itu indah. Penerang bagi para peziarah yang tanpa dibayar.
Ketika saya memerhatikan lampu-lampu itu, ternyata semua lampu itu telah dirancang dengan hitungan keamanannya.Â
Semua orang membutuhkan penerangan saat malam. Bahkan bukan cuma manusia yang membutuhkannya, tetapi juga secara keseluruhan tentang kota itu sendiri membutuhkan penerangan.
Pernahkah kebayang kota tua tanpa lampu-lampu di saat malam?Â
Tanpa lampu-lampu yang menerangi kota tua, tidak ada orang yang bisa menikmati kegelapan kota. Bahkan tidak ada kota yang tampak indah dan memesona di waktu malam tanpa lampu-lampu itu.
Beberapa keindahan kota dan lorong-lorongan justru menarik karena keindahan tata lampu dan paduan kontras kaca dan warna.