Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bayangan Senja dari Polandia

3 April 2023   22:45 Diperbarui: 3 April 2023   23:19 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangan senja di Polandia memikat mata, hati dan jiwa. Lihat saja pada gambar senja pada 3 April 2023. 

Sejenak menatapnya, ia sudah bisa merenggut rasa, yang tidak cukup hanya dipandang sekejap apalagi sebelah mata.

Senja dan bayangan di belakang pohon ranggas telah mengukir satu panorama hari dalam hidup saya tentang puasa dan apa yang ada di baliknya.

Puasa itu selalu punya tantangan. Terkadang jiwa seperti meranggas, hingga kering dan tidak berdaya.

Tapi, sering orang lupa bahwa di belakang kenyataan meranggas itu ada cahaya. Cahaya terang dari langit yang tinggi tak terjangkau manusia.

Rahasia hidup rohani manusia terbersit dari perpaduan antara cahaya dan pohon-pohon meranggas yang telah siap mengakhiri musim tidur panjangnya.

Cahaya itu seperti "ieb" dalam ucapan orang Mesir kuno. 

Cahaya ieb atau hati yang dipercaya sebagai pusat kehidupan dan sumber kebijaksanaan manusia.

Baca juga: Puasa Terberat

Dari panorama alam itulah, jiwa saya ingin mengukir cerita pada ieb seperti benang merah di jarum waktu.

Di sana ada selaksa kerinduan manusia: ingin dibimbing kepada kecerdasan yang lebih tinggi.

Puasa itu tak jauh dari urusan ieb- hati yang terus belajar memancarkan cahaya amal dan kebaikan bagi semua orang dan terarah kepada Tuhan sebagai Sumber Cahaya.

Dari langit Polandia, saya belajar mengukir amal bukan pada gua dan loh batu tua, tapi ieb ku yang terdalam. Di dalam aku.

Salam berbagi, ino, 3.04.2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun