Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Makna dan Arti Simbol dalam Perayaan Minggu Palma

2 April 2023   04:09 Diperbarui: 2 April 2023   17:01 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makna dan arti simbol dalam perayaan Minggu Palma /Dokumen diambil dari Bistum Würzburg. 

Hari Minggu Palma adalah hari pertama Pekan Suci dan hari Minggu sebelum Paskah dalam tradisi Katolik.  

Hari itu merayakan masuknya Yesus Kristus ke Yerusalem, ketika Dia disambut oleh para murid dan pengagumnya sebagai Raja dan Juruselamat dunia.

Minggu Palma dalam Liturgi Katolik

Dalam liturgi Katolik, Minggu Palma dimulai dengan prosesi dimana umat beriman memegang daun Palma meniru masuknya Yesus ke Yerusalem. 

Ranting-rantingnya melambangkan kemenangan Yesus Kristus atas penderitaan dan kematian.  

Ranting-ranting Palma itu akan diberkati oleh para imam dan dibawa pulang oleh umat beriman.

Sebagian umat katolik menaruh daun Palma yang sudah diberkati di depan pintu rumah, ada juga yang ditempatkan di ruangan doa, di dalam kamar tidur sesuai keyakinan mereka masing-masing.

Pada prinsip mereka percaya bahwa daun Palma menjadi ungkapan keterbukaan mereka pada Yesus yang datang ke Yerusalem hati mereka, Yerusalem rumah mereka.

Selama Misa Minggu Palma, Kisah Sengsara Yesus Kristus, yang dicatat dalam Injil, juga dibacakan.  

Bacaan tersebut mengingatkan orang-orang percaya akan penderitaan yang dialami Yesus ketika Dia tiba di Yerusalem dan bersiap untuk kematian-Nya di kayu salib.

Tradisi Katolik tentang Minggu Palma

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun