Jika Anda beragama, jangan menolak orang lain apapun kepercayaannya | Ino Sigaze.
Debat dan polemik tidak pernah selesai di Indonesia, manakala ada pemberitaan terkait konflik yang menyeret nama Israel. Belum lama ini, lagi-lagi muncul aksi demonstrasi dari Ormas tertentu di Indonesia.
Saat mendengar itu, saya terheran-heran. Kenapa ya, mereka berbicara sesuka hati saja tanpa mengenal dengan baik situasi politik di sana.
Berikut ini ada 3 alasan dan penjelasan yang mungkin menolong supaya mengerti dengan baik situasi Palestina dan Israel:
1. Pengalaman menyeberangi perbatasan Israel - Palestina
Tahun 2019 saya bersama rombongan 10 orang yang didampingi oleh seorang Guide dari suku Lewi. Pada akhir di Desember kami pernah menyempatkan diri menyeberang di pintu perbatasan ke wilayah Palestina karena ingin melihat dan mengalami seperti apa Palestina.
Setelah berada di wilayah Palestina, ada tempat parkiran yang sangat besar. Mobil kami sebelumnya memang diperiksa oleh polisi Israel yang mengenakan senjata lengkap dan anjing yang tinggi dan besar.
Pada pintu penyeberangan itu ada 4 polisi, dua polisi perempuan dan dua polisi laki-laki. Satu hal yang menarik dalam perjalanan kami adalah bahwa sopir yang membawa kami ke mana-mana adalah orang Palestina yang bisa berbicara bahasa Ibrani dan Inggris.
Ketika mobil diparkir, kami melihat ada batasan tembok yang tinggi antara kedua negara itu. Tapi di atas tembok itu terlihat ada jaringan listrik.
Pertanyaannya dari mana jaringan listrik di Israel dan sebaliknya dari mana jaringan listrik yang menyeberang tembok itu lalu masuk ke wilayah Palestina?
Kalau pengakuan guide suku Lewi saja, mungkin saya ragu-ragu karena dia berasal dari suku Lewi Israel, tapi sang sopir kami juga mengakui sumber listrik itu diperoleh dari Israel.
Saat mendengar itu, saya terdiam dan terharu. Kok aneh ya? Di Indonesia terdengar miring tentang Israel, lalu kenapa di sini saya melihat ada jalingan listrik dari Israel ke Palestina?
Apakah itu suatu kejahatan? Saya percaya kebanyakan orang Indonesia yang membenci Israel adalah mereka yang belum pernah ke Palestina atau belum pernah ke perbatasan Israel dan Palestina.
Saya menulis ini karena menyaksikan secara langsung dan itulah kenyataannya yang tidak banyak kita ketahui, apa sebenarnya yang yang terjadi di sana.
Sopir dan guide kami menjelaskan itu dengan santai bahwa mereka damai-damai saja. Ternyata tidak hanya soal listrik, tetapi juga soal gas yang dipakai di Palestina sebagian besar berasal dari Israel.
2. Persoalan politik Israel -Palestina
Sebagian besar masyarakat Indonesia mungkin cukup sering mendengar cerita tentang konflik Palestina dan Israel. Lalu cukup sering pula setiap kali kita mendengar itu, kita membenci Israel.
Sebenarnya kita benar-benar sedang tidak tahu tentang situasi politik di sana. Mengapa saya mengatakan demikian?
Persoalan yang sering terjadi di sana adalah Israel melawan kelompok garis keras yang menguasai Palestina. Kelompok itu dikenal dengan nama Hamas.
Hamas itu seperti satu partai penguasa, cuma sangat ekstrim seperti teroris. Mengapa Israel melawan Hamas? Hal ini karena Hamas tidak hanya membenci Israel, tetapi juga membenci siapa saja yang tidak menjadikan Israel musuhnya.
Korban kekejaman Hamas, bukan cuma warga Israel, tetapi Hamas juga membunuh rakyat Palestina sendiri. Itu cerita sopir dan guide saya pada tahun 2019.
3. Apa persoalan Indonesia dengan Israel?
Indonesia memang tidak punya alasan untuk menolak Israel mengikuti U-20. Kita jelas-jelas tidak punya beban persoalan dengan Israel.
Ada yang mengatakan ya, karena Indonesia harus berterima kasih kepada Palestina, karena Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Sejarah bisa saja seperti itu, tidak berarti atas nama keberpihakan kita pada Palestina, lalu kita harus membenci Israel, termasuk menolak U-20 Israel yang datang ke Indonesia.
Mungkin kita perlu mengubah pola pikir. Olahraga bisa menjadi momen yang mengakrabkan dan menjadikan kita saling mengenal lebih dekat.
Kendala yang umumnya terjadi ialah bahwa kita mendengar cuma semata-mata apa kata orang yang umumnya sudah punya kebencian tertentu atau tidak paham sejarah tentang hubungan Israel dan Palestina.
Sangat mungkin bahwa ormas yang membenci Israel itu adalah ormas yang bisa membenci perbedaan yang ada di Indonesia juga. Jadi, jelas sekali bahwa Indonesia tidak punya persoalan dengan Israel, lalu mengapa kita harus menolak mereka?
Apa kata Chat GPT tentang Hamas?
Chat GPT dengan sangat jelas memberikan gambaran dan penjelasan tentang Hamas sebagai berikut: "Hamas adalah organisasi politik dan militan Islam di Palestina. Hamas didirikan pada tahun 1987 sebagai tanggapan atas pendudukan Israel atas wilayah Palestina dan proses perdamaian antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Hamas bertujuan untuk menciptakan negara Palestina merdeka di wilayah pendudukan, termasuk Yerusalem Timur, dan menghapus Israel sebagai negara Yahudi. Organisasi ini dikenal melakukan pemboman bunuh diri terhadap warga sipil dan tentara Israel untuk memajukan tujuan politiknya.
Hamas memiliki pasukan politik yang dikenal sebagai "Brigade Izz al-Din al-Qassam" dan juga aktif di bidang sosial dan amal di Palestina. Organisasi tersebut telah menguasai Jalur Gaza sejak 2007 setelah secara paksa merebut kendali dari partai saingan Fatah.
Hamas diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat dan Uni Eropa, sementara itu dipandang sebagai gerakan perlawanan oleh banyak orang Palestina.
Apa kata Wikipedia tentang Hamas?
Hamas (bahasa Arab حَمَاسْ, DMG ḥamās 'antusiasme', 'semangat', 'semangat juang', juga akronim HAMAS dari Ḥarakat al-muqāwama al-islāmiyya 'gerakan perlawanan Islam' adalah organisasi Islam radikal Palestina atau organisasi teroris Palestina .
Tahun pendirian ini ternyata sama dengan yang diberikan oleh Chat GPT yakni didirikan pada tahun 1987 sebagai cabang Ikhwanul Muslimin antara lain oleh Ahmad Yasin.
Hamas punya tujuan untuk melenyapkan Negara Israel melalui gerakan militer dan mendirikan Negara Islam.
Dalam piagam pendiriannya yang diterbitkan pada 18 Agustus 1988, Hamas mengacu pada teori konspirasi anti-Semit yang paling berpengaruh di dunia.
Secara hukum Hamas diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh Uni Eropa, Amerika Serikat, Israel dan lainnya - termasuk negara-negara Arab.
Apa kata CHat GPT tentang listrik dan gas di Palestina?
Pasokan energi di Palestina merupakan masalah yang kompleks karena bergantung pada berbagai faktor termasuk faktor politik, ekonomi, dan geografis.
Sebagian besar wilayah Palestina menerima listrik dan gas dari Israel dan Mesir.
Pertama, listrik: Sebagian besar listrik yang dikonsumsi di Wilayah Palestina berasal dari Israel. Perusahaan Distribusi Listrik Palestina (PEDC) bertugas mendistribusikan listrik di wilayah Palestina dan mendapatkan listrik dari Israel Electric Corporation (IEC) serta dari sumber lain seperti Yordania dan Mesir. Namun, sering terjadi pemadaman listrik dan kemacetan karena masalah infrastruktur dan konflik politik.
Kedua, gas: Kebutuhan gas di Palestina sebagian besar dipenuhi oleh Israel. Gas diangkut melalui pipa dari Israel ke wilayah Palestina. Ada juga rencana membangun pipa gas dari Mesir ke Palestina, namun masih dalam tahap perencanaan.
Penting untuk dicatat bahwa pasokan energi di Palestina dipengaruhi oleh konflik dan pembatasan politik. Situasi politik dan pembatasan kebebasan bergerak dapat membatasi pasokan listrik dan gas serta menyebabkan kemacetan.
Dari beberapa penjelasan dan sumber informasi di atas, jelas sekali bahwa kita perlu memerhatikan beberapa hal ini:
1. Sebenarnya sebagai masyarakat Indonesia, kita tidak punya alasan untuk menolak Israel, apalagi menolak U-20.
2. Kita yang membenci Israel, apakah kita punya andil menyumbangkan listrik dan gas untuk Palestina? Kalau ternyata kita tidak punya andil apa-apa, lalu apa motivasi kita menolak Israel?
2. Sebagai bangsa Indonesia, kita perlu belajar menunjukkan sikap toleransi yang masuk akal kepada dunia. Jika kita bisa menghargai perbedaan yang ada di Indonesia, mengapa kita tidak bisa menghargai perbedaan yang ada di luar bangsa kita?
4. Kebencian tanpa alasan yang masuk akal, sebenarnya bagian dari mental anti perbedaan. Jangan-jangan pembenci-pembenci itu terkena virus hamas.
Salam berbagi, ino, 24.03.2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H