Saya masih ingat pada tahun 2017 ada tiga orang teman kami yang meninggal dunia. Ada tumpukan pakaian yang begitu banyak dari tiga orang itu.
Siapa yang bisa mengenakan pakaiannya orang bule. Ukurannya besar-besar semua. Sudah pasti tidak ada yang cocok untuk saya. Meskipun ada banyak juga pakaian-pakaian baru yang belum dipakai.
Tidak ada cara lain, selain kami mengantar sebagian pakaian itu ke Oxfam Shop untuk dijual sebagai bentuk sumbangan ke dana caritas. Sebagiannya lagi kami menyumbangkannya ke dinas sosial untuk dibagikan kepada pengungsi pada saat itu.
Singkatnya pakaian bekas hanya diberikan secara gratis kepada dinas sosial atau kepada jenis shop yang berorientasikan karya sosial- karitatif seperti Oxfam.
Pengalaman pribadi belanja di Oxfam
Cerita tentang thrifting membuat saya ingat kembali saat-saat memburu thrifting di Oxfam. Ya, cukup sering saya mengintip thrifting di Oxfam Shop.
Saya pernah membeli sepatu olahraga yang masih sangat bagus dengan harga 6 euro di Oxfam. Demikian juga sekali saya menemukan jenis jas musim dingin yang panjang dan tebal. Saya membeli jas itu cuma seharga 10 euro.
Kriteria yang penting diketahui apakah itu jas masih baru atau bekas yang sudah lama tentunya sederhana. Orang perlu memerhatikan jenis kain yang berada pada lapisan dalamnya.
Jika kain itu sangat mulus dan halus, maka itu berarti masih baru. Dan kriteria itu memang sangat membantu saya pada saat itu.Â
Memang ada perbedaan dari beberapa jas itu. Perbedaan terlihat dari bentuk kekusutan kain pada lapisan dalamnya.Â
Meskipun demikian, umumnya jas dengan berbagai ukuran terlihat baru, bersih dan bentuk yang sangat menarik ada disana. Ya, sangat menggiurkan apalagi harganya murah dan kualitasnya tidak kalah bagusnya.