Ada penulis yang begitu tenang dan sunyi merangkai kata di kolom fiksi.Â
Kesunyian membuka cakrawala tentang penulis yang membiarkan kata-kata mereka bicara.Â
Mereka tidak banyak bicara karena ingin dalam diam itu kata-kata mereka bicara semakin keras.Â
Wow saya baru menyadari itu. Mereka tak pernah minta jata.Â
Mereka tidak pernah protes tentang kerinduan teman-temannya yang sedang belajar menulis.Â
Ia menulis lagi dengan tenang. Tak peduli juga apa ada yang baca dan berapa yang baca.Â
Bisa ada penulis sabar yang tidak banyak bicara. Semua penulis itu tak banyak bicara kecuali dengan dirinya saja.Â
Berbicara dengan diri sendiri, dalam pikiran dan hati.Â
***
Ada teman yang tanya kenapa kamu membuat tanda tamba pada dahi, mulut dan hatimu setiap kamu hendak menulis sesuatu?Â
Jawabnya sederhana, saya sedang meminta agar Tuhan memberkati pikiran, mulut dan hati saya.Â