Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada 4 Privilese Anak Petani yang Paling Unik

12 Maret 2023   03:50 Diperbarui: 13 Maret 2023   09:52 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikan privilese kepada anak sejauh itu mendidik dan menjadikan mereka pribadi yang adil dan mampu mencintai alam kehidupan | Ino Sigaze.

Privilese anak memang selama ini jauh dari sorotan media, meskipun demikian bukan berarti privilese anak itu tidak penting. Sebaliknya justru privilese anak selalu diperhatikan secara intensif tanpa ada pelanggaran, maka selama ini jauh dari incaran media dan polemik.

Nah, letusan tema privilese terjadi karena polemik anak pejabat yang rajin memperlihatkan kemewahan di media sosial. Privilese seperti apakah yang telah diberikan kepada anak-anak? 

Apakah privilese seperti itu baik untuk pertumbuhan mental dan kehidupan masa depannya? Tulisan ini tidak membahas privilese anak pejabat, tetapi sebaliknya akan mengulas privilese anak petani, yang bisa saja tidak pernah didapatkan oleh anak pejabat.

Bayangan tentang narasi kehidupan dan masa lalu sebagai anak petani, ternyata menyibak kembali privilese  unik, yang mungkin tidak dimiliki anak pejabat. 

Berikut ini ada 4 privilese anak petani yang unik:

1. Lebih dini terlibat mempersiapkan masa depan

Privilese ini memang hanya bisa diperoleh anak petani, hal ini karena bagi orangtua petani masa depan anak petani sangat bergantung pada persiapan orangtuanya sendiri sejak dini dan direspon secara baik oleh anaknya sendiri.  

Saya masih ingat privilese masa kecil pada tahun 1980-an. Saat itu sang ibu sangat sering berbicara tentang masa depan kami anak-anak. 

Ibu selalu membayangkan bagaimana nasib kami anak-anak, kalau mereka sebagai orangtua meninggal sebelum kami besar dan mandiri. 

Bayangan itu membuat saya dan saudara saya sudah memulai berpikir langkah antisipasi di atas privilese yang diberikan orangtua. Orangtua kami menunjukkan lahan masa depan yang bisa menjanjikan zona nyaman kami sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun