Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Alpha Female antara Perempuan Flores dan Diaspora Jerman

10 Maret 2023   03:27 Diperbarui: 11 Maret 2023   08:40 1790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kreativitas perempuan Flores | Dokumen pribadi oleh Henie.

Urusan anak adalah urusan prioritas. Dan urusan pendidikan anak mereka tidak bisa lebih penting dari urusan kesenangan adat lainnya. 

Dari Ibu alpha female sudah pasti jarang terdengar keluhan dari mulut mereka tentang lelahnya duduk seharian di pasar, cuma untuk menjual nasi bungkus dan sayur-sayuran.

Saya masih ingat seorang ibu di pasar Senggol Ende, yang ditinggal suaminya pada tahun 1990. Sekalipun ia menerima tunjangan bulanan dari gaji suaminya, ia tetap saja berjuang menjual sesuatu di pasar seharian.

Nah, kalau ditanya mengapa seperti itu? Semua itu dilakukannya untuk pendidikan anaknya. Pesan yang penting biasanya terdengar bahwa mereka melakukan itu supaya anak mereka menjadi lebih baik dari apa yang mereka alami saat ini.

Tidak heran anak-anak mereka kebanyakan meraih gelar sarjana, bahkan ada yang menjadi dosen. Dari kenyataan itu, muncullah ungkapan seperti ini, Fai wazu ana azo, tapi umu zewa, muri pawe, ana mbaze rake atau sekalipun tertinggal seperti seorang janda, tapi bisa bertahan hidup, sehat dan anak-anak "bisa menjadi orang."

Alpha female dalam konteks diaspora di Jerman

Konteks ketegasan terhadap pendidikan anak, juga ditemukan dalam narasi kehidupan orang-orang Indonesia diaspora di Frankfurt, Jerman.

Perempuan diaspora Indonesia di Jerman adalah kelompok yang beragam karena mereka tinggal menyebar di hampir semua kota di Jerman. 

Di Jerman terdapat komunitas Indonesia yang cukup besar terdiri dari mahasiswa, pekerja dan yang sudah berkeluarga.

Beberapa perempuan Indonesia di Jerman hidup lama di Jerman karena studi atau pekerjaan mereka dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi. 

Mereka seringkali terintegrasi dengan baik ke dalam masyarakat Jerman dan memiliki akses ke berbagai sumber daya seperti pendidikan, kebudayaan, seni dan pekerjaan dan minat-minat olahraga lainnya. 

Patut dikagumi bahwa perempuan Indonesia di Jerman umumnya mandiri dan pandai menyeimbangkan karier dan kehidupan pribadi mereka serta kehidupan keluarga dan pendidikan anak-anak mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun