Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Masuk Sekolah Jam 5, Narasi tentang Proses Belajar Mandiri dan Idealisme Kecerdasan Anak

1 Maret 2023   17:40 Diperbarui: 13 Maret 2023   09:19 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masuk sekolah, dilema antara proses belajar mandiri dan idelaisme kecerdasan anak | Dokumen diambil dari: rijal09.com

Sungguh sangat disayangkan bahwa proses itu dihilangkan, kapan para siswa baru dimungkinkan untuk bisa punya pola dan ritme belajar sendiri yang mandiri di rumah mereka?

Kalau problemnya di rumah mereka tidak belajar pada jam 5 pagi misalnya, ya bukan dengan kebijakan semua siswa harus ke sekolah, tetapi dengan kebijakan dan motivasi pada orang tua untuk lebih aktif mendukung gerakan belajar mandiri di rumah sebelum para siswa ke sekolah.

Program masuk jam 5 pagi itu rupanya terlalu sulit bahkan untuk konteks asrama saja sudah cukup sulit. Belum lagi kalau dalam konteks SMA luar, kita tidak tahu keadaan rumah tangga dan berapa jarak para siswa itu tinggal.

Jadi, sebenarnya dengan kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi itu para siswa kehilangan waktu belajar mandiri sebelum memulai pelajaran di sekolah.

Apakah tanpa persiapan pagi hari yang tenang itu, para siswa menjadi lebih baik? Ya, perlu diuji coba, tapi saya pesimis dengan kebijakan itu.

Kualitas waktu belajar dan waktu ideal

Narasi tentang pagi-pagi buta itu tampaknya masih relevan sampai saat ini. Tentu saja dari pengalaman pribadi. Ketika bangun pagi dan menulis artikel, rasanya lebih mengalir, daripada pada waktu-waktu lainnya. 

Meskipun demikian, poin yang sangat penting adalah waktu sendiri dan bukan waktu pelajaran bersama dengan para siswa lainnya. Waktu ideal tentu saja bagian dari waktu yang dicari selama ini, bahkan mungkin oleh Gubernur NTT supaya siswa menjadi lebih cerdas.

Apakah kecerdasan itu ditentukan oleh jumlah waktu pelajaran di sekolah dan pagi-pagi buta? Saya yakin bahwa teori yang didapatkan dari sekolah itu sudah cukup sebagaimana jam pelajaran selama ini, cuma kekurangannya adalah para siswa kekurangan waktu untuk mendalami dan mengkonfrontasikan nilai-nilai itu dengan diri mereka sendiri.

Proses internalisasi sehingga menjiwai hidup mereka, itu yang pantas dipikirkan dan bukan dengan memperbanyak atau menjadikan lebih pagi proses belajar mengajar di sekolah.

Jiwa dari kurikulum merdeka tentu saja memberikan kesempatan kepada para siswa supaya lebih kreatif. Kreatif itu bukan kemampuan yang diberikan dari orang lain, tetapi kemampuan yang perlu datang dari diri setiap siswa.

Jadi, perlu dibedakan beberapa hal ini:

1. Waktu masuk sekolah jam 5 itu tidak sama dengan waktu belajar mandiri di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun