1. Banyak lulusan sarjana yang tidak punya bobot kualitas akademik yang baik
Kualitas akademik dari para mahasiswa yang memakai jasa Joki tentu saja sangat berbeda dengan sebagian mahasiswa yang benar-benar mandiri dan berjuang dengan kreativitasnya sendiri.
Perbedaan itu bisa dilihat di masyarakat, lulusan sarjana tapi tidak bisa berbuat apa-apa di masyarakat.Â
Mereka tidak bisa berbicara secara meyakinkan masyarakat oleh bekal ilmu yang mereka pelajari.
Artinya, mereka tidak meraih ilmu, tetapi cuma meraih bukti kelulusan yang dihasilkan dari beli jasa Joki. Tentu saja fenomena itu sangat disayangkan.
2. Kebanggaan semua orangtua
Banyak orangtua sederhana atau yang dengan latar belakang petani begitu mudahnya percaya pada segala yang diinformasikan oleh anak-anak mereka yang kuliah di tempat yang jauh.
Para orangtua itu berjuang tanpa mengeluh hari demi hari hanya supaya bisa membiayai kuliah anak-anak mereka. Bukan hanya biaya kuliah, tetapi biaya hidup dan lain sebagainya.
Harapan dan penantian panjang orangtua mereka adalah pada suatu saat bisa berpose bersama anak mereka yang telah meraih gelar sarjana.
Orangtua begitu percaya bahwa anak mereka sungguh bekerja keras di kota sampai diwisuda dan bisa meraih ijazah sarjana.Â
Orangtua siapa yang tidak berbangga kalau hidup mereka susah-susah, tapi anak mereka memperoleh gelar sarjana.
Cuma satu hal yang orangtua mereka tidak tahu dan anak-anak mereka tidak memberitahu kepada orangtua mereka adalah bahwa kelulusan mereka itu bukan dari hasil kerja mereka sendiri, tetapi hasil dari bayar jasa Joki.
Joki seakan menjadi penyelamat mahasiswa untuk menghibur orang tua mereka. Tapi, apakah hiburan itu akan benar berbuah di masyarakat?