Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membaca Kembali Gagasan Sebulan, Memotivasi Diri untuk Terus Menulis

1 Februari 2023   04:01 Diperbarui: 1 Februari 2023   04:05 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca kembali gagasan sebulan, memotivasi diri untuk terus menulis | Dokumen pribadi oleh Inosensius I. Sigaze.

Tak hanya di situ, ketika seru-serunya bicara tentang tema makanan, tiba-tiba letupan kasus beras bantuan sosial (bansos) terbongkar di Jakarta pada sebuah gudang dengan kondisi sebagian sudah busuk.

Situasi itu akhirnya menggerakan saya menulis satu puisi kecil tentang "beras bansos, beras busuk." Satu komentar yang mengejutkan saya dari dari penulis Kompasiana yang paling tanggung, Merza Gamal, katanya, "Speechless".

Pengalaman tanpa kata-kata atau Sprachlos itu saya jumpai dalam suatu perjalanan dengan menggunakan kereta pada 20 januari 2023.  Ternyata tidak semua perjalanan itu indah, tapi ada juga kisah yang menyebalkan, yakni ketika ada orang yang tidak peduli pada tata aturan yang ada.

Tapi, yang paling penting kita tetap tenang dan tanpa memberikan reaksi yang berlebihan. Di kereta saat perjalanan itu sama seperti seperti para politisi yang sedang cari panggung.

Ada banyak anak-anak muda yang ugal-ugalan, show diri dan kemampuan mereka, mesti belum punya banyak pengalaman. 

Rumah yang tahan panas di Eropa dan kritik Cak Nun

sorotan tema di bulan Januari 2023 ini sungguh unik yakni terkait rumah yang gak panas. Rumah tahan panas di Eropa misalnya lebih mungkin karena ketersediaan gorden dan tanaman hidup yang hijau di ruangan.

Konsep tahan panas yang muncul secara spontan dan terasa aneh itu dari datang dari seorang tua dari Belanda, daripada panas, mendingan tidur di Keller atau gudang saja.

Alternatif memang hampir selalu saja, ketika manusia sedang terjepit oleh situasi di sekitarnya. Apakah manusia adalah makhluk yang tidak kehabisan akalnya?

Terkait konteks panas sebenarnya bukan saja soal rumah panas, tetapi suasana politik tanah air menjadikan panas. Ya, kontroversi kritik Cak Nun yang meminta maaf tanpa menyebut nama Jokowi, telah menjadi alasan para netizen menyerbunya habis-habisan.

Saat itu saya menyodorkan analisis yang berbeda, polemik dalam komentar terus berdatangan. Saya sendiri terkejut mengapa bisa terjadi demikian. Artikel hingga mendulang pembaca hingga 60 ribu-an. Mengapa bisa terjadi seperti itu?

Poin saya padahal cuma bahwa jika ada maaf, maka maaf itu diterima dengan ikhlas, apalagi Jokowi sendiri tenang-tenang saja, kenapa netizen lebih marah. 

Datanglah seorang penulis Kompasiana yang luar biasa hebat, Tonny Syiariel, ia menulis komentar seperti ini, "menyajikan suatu sudut pandang yang berbeda dari banyak artikel lain tentang Cak Nun."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun