Pagi-pagi terbangun di sapa cahaya sang fajar
Membuka mata sejenak lalu menjelajah barisan kata-kata
Menatap buah karya kawan-kawan yang berpantun sahut sahutan
Menghibur saat pertama membaca kata tafsiran, tersenyum simpul ketika ada hiperbola dan gaya lainnya
Semakin menyentuh ruang privat, semakin transparan dan semakin memikat
Imajinatif pagi menyengat nalar
Melaju dengan waras ke tepian atmosfer hidup manusia
Tidak terperangkap lubang dan gundukan di jalanan
Mengkritisi yang biasa-biasa tanpa lupa dinding etis antara kita
Yang tua dan muda, semuanya sama punya rasa
Cinta, rasa bersalah, rasa iri, rasa galau, rasa sakit, rasa disudutkan
Terpojok lagi-lagi bisa karena kata-kata
Riuh resah rumah kita karena kata-kata
Kata canda, lalu waras dan santun apa adanya, itu luar biasa tentang imajinasi kita
Imajinasi dari tepi realitas yang nyata
Mengubah kata-kata hingga hidup dan berwajah
Rupa-rupa wajah itu tergantung adanya kata-kata
Wajah pucat karena ada kata pedas
Wajah kecut karena ada kata asam
Wajah galak karena ada kata tidak masuk akal
Wajah riang karena ada kata hiburan
Wajah manusia berubah seturut kata yang diucapkannya
Wajah kota berubah sesuai pemimpinnya
Wajah sekolah berubah karena riuh suara latto-latto misalnya
Wajah puisi berubah karena diksinya
Salam berbagi, ino, 9.01.2023.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI