Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cara Mengubah Kebosanan Saat Menunggu

3 Desember 2022   16:14 Diperbarui: 3 Desember 2022   16:16 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biarkan dirimu digoda ide-ide saat menunggu lalu menulisnya, daripada tanpa bernafas beberapa menit karena bosan menunggu | Ino Sigaze.

Sabtu, 3 Desember 2022 adalah suatu hari di mana menunggu itu benar-benar menyatu dalam hidup. Hari ini saya punya kata favorit "menunggu" (warten auf). Semua orang sudah pernah mengalami seperti apa pergulatan batin orang yang menunggu itu.

Oleh karena itu, saya tidak akan mengulas bagaimana perasaan hati saya saat menunggu, tetapi lebih pada bagaimana cara saya mengisi waktu pada saat saya menunggu.

Dalam hal ini saya ingin mengubah kecenderungan diri saya untuk mengatakan bahwa menunggu itu memang sangat membosankan. Ya, tentu saja benar seperti itu. 

Adakah cara mengubah kebosanan saat menunggu?

Namun, sudahkah orang mencari cara untuk mengubah saat yang membosankan ketika menunggu sesuatu itu? Nah, bagi saya dengan cara itu, waktu untuk menunggu perlahan-lahan berubah kualitasnya.

Kualitas dari suatu penantian atau menunggu yang kebanyakan orang menganggap itu membosankan dan sia-sia, kini mulai terasa tidak membosankan karena pada saat yang sama menulis tentang menunggu dan cara mengatasi kebosanan saat menunggu.

Kesempatan pertama ketika tiba waktunya untuk menunggu, saya mengatakan bahwa saya perlu merefleksikan seperti apa sih menunggu itu dan bagaimana caranya. Cara menunggu bagi seorang yang suka menulis adalah dengan menulis.

Inilah pilihan cara saya sekarang ini. Sambil menunggu saya coba menulis tentang menunggu dan solusi keluar dari kebosanan pada saat menunggu.

Ya, cara ini sederhana tentunya, tapi mungkin saja berguna bagi teman-teman yang suka menulis. Soalnya ada pula orang yang pada saat menunggu kehilangan ide, malah jadi pusing dan gak karuan (durcheinander).

Menulis adalah cara terbaik mengatasi kebosanan saat menunggu

Entahlah apa kata orang tentang menulis sebagai cara terbaik saat menunggu, sekurang-kurangnya saya pernah mencoba beberapa kali seperti itu.

Saat menunggu kereta sebelum berangkat ke Kampus misalnya, saya menulis satu atau dua paragraf. Kemudian menunggu turun di terminal tujuan, saya bisa melanjutkan tulisan yang sama dengan kemungkinan ada ide-ide baru dalam perjalanan.

Tanpa terasa, ternyata menunggu tidak lagi menghimpit pikiran saya hingga menjadi begitu negatif tentang waktu menunggu. Menunggu akhir menjadi saat terbuka untuk kreatif menulis.

Temanya apa ya, kalau menulis saat menunggu?

Orang sering sulit menemukan tema dan ide-ide pendukungnya, hemat saya sebenarnya sejauh mata kita terbuka dan melihat sesuatu, maka sebenarnya dia punya peluang untuk menemukan tema dan ide-ide.

Seorang penulis dia bisa menulis apa saja, tentu saja terkait dengan apa yang paling diminatinya. Tema yang diminati akan sangat membantu dalam proses penulisan. 

Ya, ide bisa saja berjalan lancar, tulisan bisa menjadi lebih mengalir. Hemat saya, supaya gagasan itu mengalir, orang perlu menulis tentang situasi yang benar-benar sedang dengan dengan situasinya batinnya sendiri.

Saya bisa menulis tentang menunggu pada saat saya menunggu, lucu bukan? Ya, terasa lucu, tapi itulah yang paling mudah mengisi saat menunggu dan mengatasi kebosanan saat ini.

Gak percaya, please coba deh!. Bahkan saya merasakan menulis pada saat menunggu itu, menjadi lebih santai dan ringan, tak perlu banyak mikir yang berat-berat, soalnya saya menulis tentang situasi saya saat ini dan bagaimana pandangan saya tentang menunggu itu sendiri.

Memang ada saatnya orang menulis serius dan ada pula saat orang bisa menulis lebih santai dengan pesan-pesan praktis yang berguna.

Yang saya maksudkan di sini adalah inilah cara mengisi waktu menunggu dan cara mengatasi kebosanan itu. Tentu saja, menulis itu bukanlah pilihan satu-satunya, ada juga pilihan lainnya seperti mengikuti tayangan diskusi online atau live acara ini dan itu.

Semua bisa dilakukan, cuma pada saat internet benar-benar tidak mendukung, maka pilihan yang tepat menurut saya adalah menulis. 

Jad, pada prinsipnya, bagi teman-teman yang sedang menunggu silahkan coba dengan cara menulis tentang suasana batin Anda hari ini. Anda bisa menulis tentang bersyukur karena hari ini diberi waktu untuk berjumpa dengan teman dan berkenalan dengan orang baru.

Ya, ada sejuta peluang di depan Anda setiap hari hadir sebagai kemungkinan-kemungkinan yang bisa dipilih secara gratis. Siapa bisa menangkap ide dari apa saja yang dilihatnya lalu mengerucut pada gagasan tertentu, tentu saja dialah pemenangnya yang tidak dikalahkan oleh kebosanan saat menunggu.

Menulis pada saat menunggu itu sama dengan membuka jendela kelana masa depanmu sendiri, sebuah masa depan yang mungkin berada di tengah hiruk pikuk dunia.

Salam berbagi, ino, 3.12.2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun