Entahlah apa kata orang tentang menulis sebagai cara terbaik saat menunggu, sekurang-kurangnya saya pernah mencoba beberapa kali seperti itu.
Saat menunggu kereta sebelum berangkat ke Kampus misalnya, saya menulis satu atau dua paragraf. Kemudian menunggu turun di terminal tujuan, saya bisa melanjutkan tulisan yang sama dengan kemungkinan ada ide-ide baru dalam perjalanan.
Tanpa terasa, ternyata menunggu tidak lagi menghimpit pikiran saya hingga menjadi begitu negatif tentang waktu menunggu. Menunggu akhir menjadi saat terbuka untuk kreatif menulis.
Temanya apa ya, kalau menulis saat menunggu?
Orang sering sulit menemukan tema dan ide-ide pendukungnya, hemat saya sebenarnya sejauh mata kita terbuka dan melihat sesuatu, maka sebenarnya dia punya peluang untuk menemukan tema dan ide-ide.
Seorang penulis dia bisa menulis apa saja, tentu saja terkait dengan apa yang paling diminatinya. Tema yang diminati akan sangat membantu dalam proses penulisan.Â
Ya, ide bisa saja berjalan lancar, tulisan bisa menjadi lebih mengalir. Hemat saya, supaya gagasan itu mengalir, orang perlu menulis tentang situasi yang benar-benar sedang dengan dengan situasinya batinnya sendiri.
Saya bisa menulis tentang menunggu pada saat saya menunggu, lucu bukan? Ya, terasa lucu, tapi itulah yang paling mudah mengisi saat menunggu dan mengatasi kebosanan saat ini.
Gak percaya, please coba deh!. Bahkan saya merasakan menulis pada saat menunggu itu, menjadi lebih santai dan ringan, tak perlu banyak mikir yang berat-berat, soalnya saya menulis tentang situasi saya saat ini dan bagaimana pandangan saya tentang menunggu itu sendiri.
Memang ada saatnya orang menulis serius dan ada pula saat orang bisa menulis lebih santai dengan pesan-pesan praktis yang berguna.
Yang saya maksudkan di sini adalah inilah cara mengisi waktu menunggu dan cara mengatasi kebosanan itu. Tentu saja, menulis itu bukanlah pilihan satu-satunya, ada juga pilihan lainnya seperti mengikuti tayangan diskusi online atau live acara ini dan itu.