Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

G20 dari Media Barat, Pujian pada Ketegasan Presiden Indonesia

15 November 2022   20:02 Diperbarui: 18 November 2022   07:54 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
G20 dari media barat, pujian pada ketegasan presiden Indonesia | Dokumen diambil dari G20.org

Indonesia telah melukis sejarah baru menjadi Tuan Rumah bagi negara-negara lain di tengah krisis global dan krisis perang Rusia-Ukraina. Tuan Rumah yang mengajak dunia menciptakan perdamaian dunia.

Siang hari ini tiba-tiba di meja makan terdengar diskusi yang hebat terkait Jokowi dan G20 di Bali. Diskusi itu diawali dengan pertanyaan dan kekaguman seorang teman asal Belanda terhadap Presiden Indonesia, "Wow, Joko Widodo bisa berbicara dengan bagus ya?" Spontan saya menjawab, "ya tentu saja."

Media asing hari ini memberitakan G20 yang berlangsung di Bali sejak Selasa, 15 November 2022. Sorotan berita sangat menarik tentunya tentang bagaimana sikap pemimpin-pemimpin bangsa terkait krisis perang Rusia-Ukraina. 

Sangat jelas terlihat bahwa Rusia saat ini semakin kehilangan dukungan komunitas internasional. Hal ini karena terdengar seruan yang sangat keras bahwa perang harus segera berakhir, karena "Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi dunia untuk bergerak maju. Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi kita untuk memikul tanggung jawab ke depan," kata Presiden RI sekaligus tuan rumah Joko Widodo.

Pernyataan itu sekaligus menunjukkan posisi Indonesia sebagai negara nonblok dan sampai saat ini mengambil jalan tengah. Sementara itu Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel juga mengkonfirmasi pada hari Selasa bahwa G20 akan mengadopsi deklarasi akhir. 

Menurut laporan agen informasi yang dikutip dalam media barat bahwa ada desakan yang serius tentang keharusan pembicaraan tentang "perang", meskipun demikian Rusia sendiri punya sikap politisnya sendiri, bahkan menggambarkan invasi Rusia ke Ukraina sebagai "operasi khusus."

Konfirmasi tentang deklarasi akhir itu tentu saja sangat bergantung pada persetujuan China sebagai mitra terkuat dari Rusia.Kepala negosiator telah mencoba langkah negosiasi masalah yang belum terselesaikan sampai akhir. 

Masalah utamanya adalah bagaimana menghadapi perang di Ukraina. Solusi diplomatik mungkin terletak pada perbedaan antara posisi yang berbeda dalam dokumen tersebut. Kantor berita dpa merujuk pada draf pertemuan pada hari Selasa dengan fokus desakan yang kuat untuk menghentikan perang dan mengutuk perang di Ukraina.

Berdasarkan undangan Indonesia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengirim pesan video ke forum G-20 pada hari Selasa, 15 November 2022. 

Vincent Piket, Duta Besar Uni Eropa, menulis di Twitternya dengan aksen bahwa Zelensky telah memberikan pidato yang penuh semangat dan sangat mendetail. Poin penting dari Presiden Ukraina adalah bahwa ia menyerukan pemulihan perdamaian dan integrasi wilayah di Ukraina. Terhadap posisi ini, kemungkinan China sendiri ingin menghindari kecaman sepihak terhadap sekutunya.

Sementara itu kantor Bloomberg melaporkan bahwa negosiator Beijing telah menolak kata-kata yang dianggap "terlalu agresif" terhadap Rusia. Kekhawatiran China bahwa ini dapat menjadi contoh dalam menghadapi ancaman China terhadap Taiwan nantinya. Namun, pihak China juga tidak menunjukkan sikap tegas untuk tampil di pertemuan G20 sebagai pembela perang agresi Rusia.

 Ada apa antara Xi Jinping dan Joe Biden

Publik tentu saja bertanya-tanya tentang yang satu ini: perjumpaan pribadi antara kepala negara dan pemimpin partai China Xi Jinping dengan Presiden Amerika Joe Biden di Bali pada Senin malam sebelum jadwal resmi G20 yang menghabiskan waktu selama tiga setengah jam. 

Dengan melakukan itu, Xi sekali lagi menjauhkan diri dari segala ancaman yang melibatkan senjata nuklir. Pada prinsipnya pihak China dan USA sepakat bahwa "perang nuklir tidak boleh dilakukan," kata Gedung Putih setelah pertemuan tersebut sebagaimana dilansir dalam tagesschau.de.

Sikap Xi menolak nuklir bahkan terlihat jelas ketika Kanselir Olaf Scholz mengunjungi Beijing. Xi mengatakan masyarakat internasional harus bersatu dalam menolak ancaman dan penggunaan senjata nuklir.

Perang agresi Rusia di Ukraina telah menjadi tema hangat di pertemuan puncak di tempat liburan Nusa Dua sejak awal. Negara-negara Barat awalnya menekan tuan rumah untuk membatalkan undangan Presiden Putin. Namun, Indonesia punya sikap sendiri menghendaki agar Putin juga bisa hadir di pertemuan G20. 

Namun, Putin beberapa hari lalu telah membatalkan tujuan kedatangannya ke Indonesia atas kemauannya sendiri. Presiden Indonesia dan tuan rumah KTT Joko Widodo menyambut Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov di pagi hari dengan senyuman dan jabat tangan serta pegangan tangan yang erat.

Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov saat ini berusia 72 tahun, meskipun begitu, ia tampak sehat. Ada juga pemberitaan bahwa sehari sebelumnya, agen melaporkan bahwa menteri luar negeri Rusia telah dibawa ke rumah sakit setelah kedatangannya di Bali. Bahkan juru bicara Lavrov kemudian mengedarkan video yang menunjukkan pria 72 tahun sedang mengenakan kaos dan celana pendek sedang mempelajari dokumen. 

Dalam video itu dia sudah mengumumkan adopsi deklarasi akhir. Dia mengatakan dia baru saja bertukar pandangan dengan menteri luar negeri India tentang pernyataan itu.

Selanjutnya India, yang diketahui telah mempertahankan hubungan dekat dengan Rusia selama beberapa dekade, sejauh ini telah mengambil sikap netral terhadap konflik tersebut. Perdana Menteri India Narendra Modi pada kesempatan G20 menyerukan gencatan senjata di Ukraina. 

Menurut media India, dia berbicara tentang perlunya "tekad kolektif" untuk "menjamin perdamaian, harmoni, dan keamanan di dunia." India akan mengambil alih kursi kepresidenan G20 setelah KTT di Bali nanti. Tegas Modi, "Saya yakin tahun depan, ketika G20 bertemu di tanah suci Buddha dan Gandhi, kami akan mengirimkan pesan perdamaian yang kuat."

Tuan Rumah Presiden Indonesia pada kesempatan G20 dengan tegas memperingatkan bahwa perpecahan di dunia menjadi dua kubu dan Perang Dingin baru. 

Kekhawatiran tentang konflik militer antara AS dan China tumbuh di wilayah tersebut, terutama karena konflik Taiwan. Joko Widodo menggarisbawahi bahwa pada pertemuan antara presiden Amerika dan pemimpin China menjelang KTT, Biden dan Xi telah memperingatkan agar tidak menggunakan kekuatan militer terhadap Taiwan. 

Xi Jinping menggambarkan penyelidikan Taiwan sebagai  "garis merah." Terlepas dari posisi yang berlawanan ini, pertemuan di wilayah tersebut pada hari berikutnya dipandang sebagai langkah menuju de-eskalasi persaingan Tiongkok-AS.

Menurut informasi dari media pemerintah Rusia, Lavrov akan berangkat pada Selasa malam kembali ke Rusia. Tidak jelas apakah masih ada tautan video dengan Presiden Rusia. Kanselir Jerman, Olaf Scholz, yang telah tiba di Bali pada malam sebelumnya, mengatakan penting baginya bahwa tidak membicarakan dan menangani masalah yang saat ini terkait dengan perang.

Scholz juga mengatakan bahwa akan lebih baik jika Presiden Putin menghadiri KTT G20. Tapi dengan konsekuensi bahwa dia harus menghadapi semua pertanyaan dan semua kritik yang telah dirumuskan oleh banyak negara di dunia. Itu mungkin alasannya, mengapa dia tidak datang ke Bali, Indonesia.

Salam berbagi, 15.11.2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun