Go digital tidak bisa menjadi sebuah gagasan tanpa persiapan. Tentu untuk sampai pada go digital dibutuhkan kebijakan-kebijakan yang mendukungnya, sehingga go digital bisa merata oleh semua masyarakat Indonesia.
Momentum KTT G20 sudah diambang pintu, karena tinggal sehari saja. 17 Pemimpin Negara sudah mulai bergerak dengan rute yang sama, menuju Bali Indonesia.Â
Momentum penting itu oleh Kompasiana dijadikan momen tepat untuk berkolaborasi dengan Kompasianer yang menjabat sebagai  Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia. Kolaborasi itu fokus pada upaya membangkitkan daya optimis pulih bersama transaksi digital.
Pulih bersama dari tekanan ekonomi akibat Covid-19 tentu saja bukan hanya Indonesia, melainkan semua negara di dunia mengalaminya.Â
Bahkan tema terkait pemulihan ekonomi akan dibahas dalam G20 nanti. Dalam hal ini, 17 pemimpin negara yang akan hadir melihat isu pemulihan ekonomi sebagai isu penting saat ini.
Indonesia sebagai Tuan Rumah KTT G20 tentu saja perlu menyoroti alternatif gagasan, bagaimana cara Indonesia pulih dari tekanan ekonomi akibat Covid-19.
Dalam alur berpikir tentang alternatif gagasan itulah, gagasan tentang go digital menjadi sorotan utama dalam tulisan ini. Go digital untuk masyarakat Indonesia memang sangat penting untuk langkah percepatan pertumbuhan ekonomi bangsa kita.
Meskipun demikian, saya hanya akan menjadi optimis bahwa gebrakan itu akan efektif dan bermanfaat, jika beberapa hal ini harus dilakukan sampai di desa-desa:
1. Perlu adanya sosialisasi tentang fungsi praktis sejenis kartu ATMÂ
Gagasan go digital sangat baik dan masyarakat kita perlu diarahkan ke sana. Akan tetapi langkah pertama yang perlu dilakukan adalah upaya penyadaran kepada masyarakat.Â
Dunia kita saat ini membutuhkan instrumen pembayaran online dan bukan pembayaran dengan uang di tangan. Ide itu sama sekali tidak akan berfungsi kalau sebagian masyarakat kita tidak punya simpanan di Bank.