Pekerjaan paling prospektif membutuhkan keberanian, kesabaran dan daya tahan psikis dan fisik yang disertai dengan kemampuan adaptasi budaya.
Sorotan tema Kompasiana tentang "pekerjaan paling prospektif" bisa saja akan ditanggapi secara berbeda-beda. Setiap orang punya pengalaman dan juga pergulatannya sendiri.
Pekerjaan paling prospektif bisa saja berbeda-beda di setiap negara. Oleh karena itu, pekerjaan paling prospektif tidak lain adalah pekerjaan yang sedang saya jalani saat ini.
Meskipun demikian, tentu saja masih ada pekerjaan lainnya yang bisa saja menurut orang lain merupakan pekerjaan paling prospektif. Pengalaman pribadi saya menguatkan gagasan saya bahwa bekerja sebagai pemelihara jiwa (Seelsorge) di rumah sakit dan di rumah jompo merupakan pekerjaan paling prospektif.
Mengapa pekerjaan sebagai Seelsorge adalah pekerjaan paling prospektif? Ada beberapa alasan berikut ini:
1. Ada peningkatan jumlah orang berusia 65 tahun ke atas
Dari sumber destatis.de terlihat rilisan data pertumbuhan orang berusia 65 tahun dari 16,6 juta pada tahun 2011 menjadi 18,4 juta pada tahun 2021.
Pertanyaannya siapa yang akan mendampingi mereka itu semua. Nah, dari segi data di atas, sangat jelas bahwa Jerman sebenarnya punya pekerjaan paling prospektif yakni menjadi tenaga perawat dan juga Seelsorge.
Cerita lama bahwa di tahun 1971 Indonesia pernah mengirimkan banyak sekali tenaga perawat untuk bekerja di Jerman. Tenaga perawat itu saat ini sudah menjadi orang jompo yang usia mereka berkisar 70-80 an tahun.
2. Risiko ketergantungan usia tua
Umumnya diketahui bahwa urusan kemandirian, termasuk  merupakan kata kunci untuk orang-orang Barat. Pada prinsip, seberapa pun usia mereka, jika sendiri masih bisa lakukan sendiri, maka mereka tidak akan meminta bantuan orang lain.