Rotasi kekinian perkembangan teknologi transportasi Indonesia hari ini telah menawarkan aneka kemajuan dari waktu-waktu. Kenangan KAI tetap diceritakan, tanpa melupakan kemungkinan perkembangan barunya.Â
Dunia perkeretaapian Indonesia sebenarnya sangat menarik untuk dikenang. Apalagi kalau dilihat dari perspektif kekinian. Tahun 2009 misalnya saya pernah menikmati perjalanan dengan kereta Jakarta - Surabaya.Â
Pada prinsipnya tulisan ini akan menyoroti tema sorotan Kompasiana dengan fokus pada menulis kembali kenangan kereta api Indonesia, tetapi juga dengan aksen perkembangan terbarunya sekarang.
Saya akhirnya sadar bahwa tidak cukup hanya dengan menulis kenangan masa lalu, tetapi juga melihat perkembangan terbaru saat sekarang (Neue Entwicklung).
Kereta Api Indonesia dalam kenangan
Perjalanan pertama pada tahun itu dengan jenis kereta yang tentu berbeda rasanya dengan sekarang ini. Stasiun Gambir adalah jejak pertama tentang kenangan kereta api di Indonesia.
Riuh dan hiruk pikuk penumpang saat itu memang sangat mengkhawatirkan belum lagi para penjual dan pengamen yang berebutan masuk kereta dalam kancah pertarungan nasib mereka hari itu.
Lorong kereta selalu terlihat padat dengan manusia. Keributan dan tawaran barang dan harga terdengar tanpa malu-malu menghimpit telinga.
Riuh keramaian berdatangan pada waktu yang sama dengan dua arah yang berbeda. Kereta dan keramaian tetapi juga di sana ada keresahan.
Tidak terlihat ada kontrol dan pemeriksaan pihak keamanan. Kursi bebas ditempati, mungkin karena sendiri yang salah tidak membeli tempat yang direservasi.
Singkatnya ada resah dan gelisah kala itu. Nah, pada saat itu terasa sekali bahwa kebutuhan akan keamanan menjadi tempat pertama dalam skala prioritas (Erste Prioritt).
Akan tetapi beberapa tahun lalu dalam perjalanan dari Yogyakarta ke Jakarta, saya merasakan suatu kemajuan yang luar biasa dalam dunia perkeretaapian Indonesia.
Beberapa hal yang patut saya catat sebagai bukti dari kemajuannya:
1. Jam kedatangan dan keberangkatan tepat waktu
2. Sistem pintu masuk dan keluar sangat teratur
3. Kebersihan kereta sangat terjamin, tidak ada lagi pengamen dan penjual bebas di luar dari perusahaan KAI
4. Ada sistem keamanan yang mengontrol di setiap gerbongnya.
5. Ada layanan penjualan makanan dan minum dari petugas KAIÂ
6. Petugas dalam KAI semuanya sangat rapi, bahkan tidak bisa bedakan dengan pramugara dan pramugari di pesawat.
7. Ada petugas yang mengumpulkan sampah dari setiap penumpang
8. Ketersediaan arus listrik untuk kebutuhan cas HP dan Laptop para penumpang
9. Ada gorden jendela yang bisa ditutup dan dibuka
10. Sistem tempat duduk yang hidup seperti di pesawat.
Ada perkenalan tidak terduga tentang 62
Kebetulan sekali di samping saya duduk seorang perempuan muda yang selalu saja sibuk dengan mencas HPnya, kemudian kembali tidur. Saya merasakan bahwa ada getaran aneh dalam pikiran saya, mengapa tidak ada komunikasi antara kami di sana?
Saya akhirnya memulai percakapan dengan bertanya tentang dari mana asalnya. Ternyata ia adalah seorang gadis dari Malang yang bekerja sebagai seorang bendahara dalam sebuah perusahan.
Ia berangkat ke Jakarta untuk suatu urusan pertemuan di sana, wakil dari perusahaan di Malang. Melalui perkenalan singkat itulah, kami bisa menghabiskan perjalanan dari Yogyakarta ke Jakarta dengan penuh cerita.
Hingga pada suatu momen pembicaraan kami sama-sama mengenal tentang 62 (orang kaya di kota Malang). Nah, bagi saya hal itu sangat menarik, bahwa melalui percakapan akhirnya bisa mengenal orang lain yang sama-sama sudah dikenal.
Hal lain yang penting adalah bahwa KAI memberikan kenyamanan dan keamanan bagi setiap penumpang dengan tata krama yang berakar pada budaya Indonesia.
Hiburan dalam Kereta
Saya sempat mengamati jenis hiburan dalam perjalanan menggunakan Kereta. Terlihat sekali jenis hiburan sudah didesain dengan baik, seperti disiapkan tayangan film-film yang pantas untuk kalangan semua usia.
Namun, hal itu sangat terbatas dan dalam beberapa jam, orang sudah bisa melihat ada pengulangan. Jadi film yang sama sudah ditayang beberapa kali.
Nah, barangkali ini perlu diperhatikan lagi oleh KAI. Alternatif gagasan yang mungkin bisa menambah kemajuan dunia KAI adalah beberapa hal ini:
1. Tersedianya jenis film yang berkaitan dengan kebudayaan Indonesia seluruhnya. Keberagaman budaya kita tentu saja, tidak akan bisa membuat penumpang bosan. Bahkan hal itu akan menjadi sangat positif, bahwa dalam perjalanan penumpang mempelajari kebudayaan Indonesia.
2. Pada jenis kelas-kelas khusus mungkin perlu disediakan fasilitas tablet pada setiap tempat. Pada fasilitas itu disiapkan internet dan juga layanan pilihan bebas sesuai kebutuhan penumpang.
3. Tersedianya layanan informasi tentang kota dan tempat di mana stasiun kereta api itu berhenti. Di sana seperti apa dan apa saja yang unik.
4. Tersedianya layanan internet gratis untuk semua penumpang.
Tentu saja KAI Indonesia akan menjadi pilihan favorit penumpang Barat atau bule-bule jika saja fasilitas itu sudah disediakan dengan baik.
Dari 10 poin di atas sudah jelas, KAI Indonesia jauh lebih lengkap fasilitasnya daripada kereta di Jerman. Tentu saja berbeda dengan jenis kereta cepat seperti fasilitas di ICE. Namun, untuk jenis kereta antar kota, Indonesia lebih lengkap.
Mengendus jejak Kereta Api Indonesia dari waktu ke waktu hanya memperlihatkan kemajuan sistemnya dan kelengkapan fasilitas umum yang semakin siap.Â
Tidak bisa dilupakan terkait sistem pembelian tiket online dan sistem cek in online sudah sangat mengikuti perkembangan kekinian. Bravo KAI.
Salam berbagi, ino, 29.09.2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H