Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Naiknya Harga BBM Pertamax dan Keseimbangan Harga Komoditi Masyarakat Desa

7 September 2022   10:54 Diperbarui: 8 September 2022   19:00 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naiknya harga BBM Pertamax dan keseimbangan harga komoditi masyarakat / ilustrasi dari dokumen pribadi oleh Ino

Keuntungan penjual sudah jelas bahwa barang yang dijual adalah barang stok lama yang sudah dibeli lama dengan harga beli yang lama.

Keterbatasan pupuk organik yang sangat dibutuhkan masyarakat. Kabupaten Ende sama sekali saat ini tanpa ada penyediaan pupuk organik. Sementara itu harga

pupuk phonska plus 350.000 dari sebelumnya 320.000. 

Tentu saja masih banyak contoh kenaikan harga barang-barang kebutuhan pertanian masyarakat saat ini. 

Terlihat jelas sekali bahwa kenaikan harga BBM sama seperti melepaskan kendali kenaikan harga semua barang. Tidak heran pihak pemilik modal dan penjualnya bisa menaikan harga-harga sesuka hati mereka. 

Dimanakah ada keadilan ekonomi bagi masyarakat kecil? 

Jadi,  sudah dapat dibayangkan berapa keuntungan mereka atas penjualan barang lama itu sendiri. Bahkan masyarakat tidak pernah bisa memprotes kenyataan itu,  selain hanya menerima dengan diam penuh kesal bercampur sedih. 

Kenyataan mirisnya lagi bahwa setiap ada kenaikan harga,  maka harga barang yang sama tidak akan pernah bisa turun kembali. 

Fenomena apakah seperti itu?  

Monopoli dan kekerasan pasar dalam kancah percaturan ekonomi dari masa ke masa selalu terjadi tanpa regulasi yang ketat,  sehingga masyarakat kecil selalu menjadi korban yang tetap hanya bisa merangkak kecewa penuh harapan,  tapi tanpa ada keadilan pasar yang menghibur dan menguntungkan. 

Bayangan krisis di tengah persimpangan naik-turunnya harga BBM dan komoditi masyarakat desa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun