Yang namanya sampah tidak selalu buruk, jika dilengkapi dengan keterampilan memilih dan kemampuan untuk mengubahnya menjadi lebih indah dan lebih baik. Ketika kamu bisa mengubahnya, maka di sana ada hubungan tidak terpisahkan antara waktu, kualitas, biaya, dan seni serta manfaatnya.
Membahas soal furnitur sebagaimana topik sorotan Kompasiana kali ini, memang membawa saya pertama-tama pada kenyataan unik yang ada di Jerman.Â
Furnitur yang sudah lama dipakai dan dibuang di jalanan itu sangat banyak, bahkan pada setiap lorong jalan di dalam kompleks perumahan ada tempat khusus pembuangan sampah furnitur dan sampah lainnya, berupa barang-barang bekas.
Bagi saya sampah furnitur di Jerman merupakan sampah yang sangat fenomenal dan sering menjadi pilihan. Nah, berikut ini ada 3 alasan, mengapa orang suka berburu sampah furnitur di Jerman.
1. Kualitas sampah furnitur di Jerman umumnya sangat bagus
Alasan terkait kualitas itulah yang sering menjadi pertimbangan banyak orang untuk memilih furnitur sampah di jalan-jalan atau lorong. Furnitur yang dibuang selalu saja ditemukan di mana-mana.
Setiap bulan rupanya sudah ada jadwal, orang boleh membuang sampah furnitur itu pada tempat yang sudah ditentukan dan petugas akan mengambilnya.
Pada saat-saat sampah furnitur itu dibuang, sebenarnya hak kepemilikan barang-barang itu tidak ada lagi, Jadi, siapa saja boleh mengambilnya.
Saya ingat beberapa orang kenalan saya mulai dari dokter dan yang pegawai di bagian komputer. Mereka punya rumah bagus dan juga kalau dilihat furnitur di dalam rumah mereka terkesan mewah dan mahal.
Ternyata, suatu waktu saya mendengar cerita semua itu hasil dari pungutan di pinggir jalan. Kriteria kualitas itu menjadi kriteria pertama, tentu saja itu untuk orang Indonesia yang tinggal di Jerman.
2. Biaya reparasi dan polesan yang sangat murah dengan hasil yang sangat maksimal