Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Ada 3 Alasan Mengapa Orang Indonesia Berburu Sampah Furnitur Jerman

2 Juli 2022   21:23 Diperbarui: 3 Juli 2022   17:25 2001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada 3 alasan mengapa orang Indonesia berburu sampah furnitur Jerman | Dokumentasi pribadi oleh Ino

Mengapa ada fenomena furnitur bagus dibuang di jalan?

Fenomena unik itu terjadi di Jerman, rupanya karena ada hubungannya dengan mentalitas mereka. Mereka lebih suka menggunakan barang-barang baru yang tidak merepotkan kerja mereka dengan urusan kecil-kecil untuk perbaikan.

Membeli baru terasa lebih menguntungkan, daripada merawat barang lama yang sudah rusak. Ukuran yang sangat menarik bahwa masing-masing orang boleh mengatakan saya tidak suka lagi dengan kursi ini dan itu, maka silahkan ditaruh di luar rumah untuk diambil dan dibawa orang.

Ya, tampak sangat subjektif, tetapi itu sudah menjadi kebiasaan umumnya orang Jerman. Mereka punya kebiasaan untuk menggantikan seluruh furnitur rumah mereka dalam jangka waktu tertentu.

Tentu berbedakan dengan cara berpikir kita, barang yang pernah kita beli, apalagi rusaknya cuma sedikit, maka sulit sekali untuk dibuang seperti dalam konteks di Jerman. Umumnya orang lakukan reparasi sendiri dan ya, menjadi barang abadi di rumah meskipun sudah rusak.

Demikian kenyataan sampah furnitur di Jerman dan sekaligus peluang untuk menghemat biaya pembelanjaan rumah tangga sekaligus untuk mendapatkan furnitur yang berkualitas dengan waktu kerja, seni, dan biaya yang murah.

Salam berbagi, ino, 2 Juli 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun