Pengamatan pribadi membuktikan bahwa setiap tulisan dari siapa saja pada media apa saja, selalu menyeret seorang pembaca kepada pertanyaan-pertanyaan. Bahkan tidak jarang di dalam tulisan itu sendiri disajikan pula pertanyaan-pertanyaan.
Nah, menemukan pertanyaan dan berjumpa dengan pertanyaan bagi saya adalah peluang besar untuk menulis- Menulis bagi saya adalah kesempatan memberikan jawaban dan tanggapan pribadi kepada aneka pertanyaan terbuka yang ada di mana saja.
Oleh karena itu, hal penting yang tidak boleh dilupakan adalah menulis pertanyaan secepat mungkin baik yang muncul dalam pikiran saat membaca, maupun pertanyaan yang dibaca.
3. Menulis ide-ide spontan yang terkait dengan hal yang lagi aktual
Tahap ketiga dari proses menulis pada saat benar-benar sibuk tentunya menuliskan ide-ide yang spontan muncul. Ide bisa datang kapan saja dan di mana saja.Â
Kemungkinan bahwa ide bisa datang saat membaca pertanyaan. Oleh karena itu, letupan ide yang begitu spontan perlu dihargai dengan menuliskannya.
Tentu tidak boleh dianggap sederhana karena ide yang tidak ditulis bisa saja dalam waktu sekejap menghilang dan lupa. Tidak heran banyak yang saya jumpai seseorang menyiapkan potongan kertas dan pena atau pensil kecil untuk mencatat ide-ide kecil yang spontan muncul.
Bagi saya bagian memo di dalam HP bisa menjadi media yang baik sekali untuk merekam dan menyimpan ide-ide yang spontan menyambar pikiran kapan saja.
4. Menyisihkan waktu sedikit untuk menulis 1-3 kalimat atau paragraf dalam sehari
Semua proses ini semestinya tidak berlangsung di dalam pikiran saja, tetapi dilakukan dalam sebuah tulisan, maka tanpa disadari sebenarnya ketika seseorang membaca sesuatu pada saat itu pula, dia sudah bisa menulis satu kalimat.
Nah, coba bayangkan kalau ditambahkan dengan pertanyaan, maka sudah menjadi beberapa kalimat. Belum lagi, kalau pikiran seseorang langsung bisa tersambung dengan ide-idenya sendiri.