Reshuffle perlu dilihat secara positif dalam kaitannya dengan paradigma pendidikan anak bangsa agar bukan saja soal jabatan, tetapi kerja jelas, tepat dan cepat.
Tema reshuffle kabinet Jokowi memang paling hangat di Indonesia saat ini, akan tetapi sebenarnya bukan saja kali ini, tetapi setiap kali ada isu reshuffle kabinet selalu menarik perhatian media pada umumnya.Â
Tentu masing-masing media punya penekanan utama (Schwerpunkt), mulai dari sorotan tentang siapa yang akan direshuffle, sampai dengan sorotan kepentingan politik lainnya.
Tidak etis memang bahwa di tengah isu reshuffle, nama para menteri pun mulai disebut-sebut. Oleh karena itu, tulisan ini tidak menyoroti siapa yang akan direshuffle, tetapi lebih ke arah efek positif dari reshuffle itu sendiri bagi bangsa ini.
Ada 3 efek dari reshuffle kabinet Jokowi saat ini:
1. Efek politik tanah air, bukan hanya jabatan, tapi pencapaian nyata
Reshuffle kabinet Jokowi tidak mungkin terjadi tanpa ada evaluasi dan pertimbangan-pertimbangan terkait target pencapaian kabinet. Dari dasar pertimbangan pencapaian kabinet Indonesia Maju itulah, makanya aroma pahit dari reshuffle harus beberapa kali terjadi.
Rupanya bagi Jokowi bukan soal bahwa orang-orang yang terkena reshuffle nantinya akan menjadi lawan politiknya, tetapi fokusnya jelas bahwa kabinetnya harus bekerja keras dan mencapai target kemajuan.
Tanpa kemajuan yang nyata dinikmati anak bangsa ini, rupanya memang reshuffle itu harus dianggap perlu, bukan saja sebatas isu, tetapi suatu kenyataan yang memang harus dilakukan.
Logisnya adalah jika kabinetnya tidak berjalan dengan efektif untuk kemajuan bangsa ini dengan visi untuk kemajuan Indonesia, ya mengapa harus dipertahankan. Indonesia masih punya banyak orang lain lagi yang mungkin punya potensi, kinerja, dan integritas kerja.
2. Efek pengalihan isu; fokus kerja lebih penting daripada gadang-gadang capres dan cawapres 2024
Barometer dan tensi politik tanah air saat ini memang selalu hangat dengan gadang-gadang capres dan cawapres. Tidak kalah sibuknya juga para anggota kabinet Jokowi sekarang ikut-ikutan juga sibuk dengan gadang-gadang itu.
Bisa saja oleh karena gadang-gadang itu, maka perhatian untuk fokus bekerja menjadi terabaikan atau bisa saja tidak maksimal. Ya, kalau memang demikian, sebaiknya sekalian saja ke lapangan bebas supaya lebih siap dan tanpa mengabaikan tugas utama.
Reshuffle kabinet Jokowi yang direncanakan sesuai isu besok nanti, bisa saja menjadi satu momen kejutan politik supaya para menteri harus fokus pada kinerjanya.Â
Gadang-gadang melalui berbagai survei itu tidak akan meningkatkan pencapaian kabinet Jokowi saat ini, oleh karena sangat pantas dan harus diterima bagi para menteri yang terkena reshuffle nanti.
Legowo menerima tanpa ada kebencian dan antipati bisa menjadi model dari sikap negarawan yang baik, bahwa ternyata masih ada orang lain yang lebih baik dan peluang bagi orang lain juga untuk membuktikan komitmen kerja berkualitas yang dimilikinya.
3. Efek pendidikan bagi anak bangsa
Reshuffle kabinet Jokowi perlu dilihat secara positif dari beberapa sudut pandang. Sorotan efek positifnya jelas menyentuh dimensi pendidikan anak bangsa dan sportifitas sebagai anak bangsa.
Reshuffle kabinet Jokowi merupakan sebuah indikasi dari sistem pemerintah yang bersih dari nepotisme dan kolusi. Jika kerjanya tidak benar dan tidak menunjukkan progres yang menjanjikan Indonesia maju, ya mengapa harus dipertahankan.
Koalisi politik boleh-boleh saja, tetapi kualitas pribadi seorang menteri harus menjadi standar yang dituntut dan dipersiapkan oleh partai-partai terkait kader-kadernya.
Oleh karena itu, reshuffle kabinet Jokowi lebih merupakan terapi edukatif bagi anak bangsa ini untuk mengedepankan kerja bersih dan kerja cerdas tanpa kompromi yang dangkal (oberflchlich).
Kualitas kerja, pendidikan dan mental pribadi untuk menyukseskan target kabinet Jokowi harus menjadi cita-cita tertinggi. Tanpa masuk ke dalam sistem berpikir seperti itu, maka reshuffle adalah cara tepat yang perlu dilakukan saat ini.
Anak bangsa ini mestinya melihat dengan kritis bahwa kerja kabinet Jokowi saat ini bukan saja soal kerja jelas dan tepat, tetapi juga kerja cepat. Jika tanpa kecepatan itu, maka bangsa kita akan tetap selalu terlambat dalam konteks persaingan ekonomi global.
Ya, tentu bukan saja soal ekonomi, tetapi dalam semua bidang kehidupan perlu dilihat dalam hubungan dengan kemajuan secara global. Patut berbangga, jika saja resesi ekonomi terjadi semarak di seluruh dunia, kecuali Indonesia.
Namun, hal itu tidak menjadi alasan untuk mempertanyakan, kalau begitu mengapa perlu ada reshuffle. Reshuffle bukan saja untuk kebutuhan bangsa saat ini, tetapi juga untuk perjalanan roda kehidupan pemerintah selanjutnya.Â
Reshuffle pasti punya efek dan mendatang reaksi publik, apalagi bagi orang-orang yang punya kepentingan tertentu. Meskipun demikian, ketegasan untuk mengambil sikap demi perubahan dan kemajuan bangsa Indonesia sejak hari ini tentu harus menjadi prioritas.
Salam berbagi, ino, 15.06.2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H