Dari nasihat sederhana itulah, pakaian seragam SMA saya tetap bersih walaupun saya dinyatakan lulus. Lulus tanpa begitu cepat menjadi gila dan lupa bahwa orangtua di kampung pernah bercucuran keringat membeli pakaian seragam sekolah.
Saya tidak tahu mengapa tren itu ada dan masih saja dibawa sampai sekarang. Di mana sisi baiknya? Bagi saya kegembiraan dan kesuksesan itu boleh saja dirayakan, tetapi tidak dengan mencoret dan membuat suasana kota jadi chaotisch pada seluruh badan dan pakaian.
Ada banyak alasan rupanya mereka lakukan itu, antara lain bahwa pakaian itu merupakan kenangan terakhir masa SMA, tentu seragam itu tidak akan dipakai lagi untuk pergi kuliah nantinya.Â
Benar sih, cuma apakah harus mengakhirinya dengan membuat pakaian itu dalam waktu sehari tidak layak dipakai selama-lamanya? Masih lebih terhormat pakaian itu diberikan kepada adik-adik kelas yang membutuhkannya daripada harus merobek dan menuliskan sampai pada kata-kata yang tidak wajar ada di sana.
Mungkin hal itu belum diperhitungkan dalam sesi pelajaran waktu Sekolah Menengah Atas sehingga fenomena itu tetap saja dibawa-bawa sampai sekarang.
Transisi dari SMA ke Perguruan Tinggi tidak harus dengan menciptakan kenangan "rusak"
Kenangan "rusak" mungkin bisa menjadi gambaran dari ungkapan perasaan siswa-siswi pada hari pengumuman kelulusan. Soalnya bukan saja pakain seragam sekolah penuh tulisan dan warna, tetapi mereka sendiri juga mengkonsumsi minuman keras.
Hari bahagia yang bisa saja berubah jadi pilu dan duka. Kebahagiaan tidak harus diungkapkan dengan cara mencoret pakaian dan badan, tetapi mengapa para para siswa kita tidak bisa berubah?
Para siswa yang baru saja tamatan SMA bisa saja begitu berbangga sampai bahwa berpakain seragam dengan kancing baju terbuka lalu menyimpan foto di FB mereka.
Mereka kira itu kenangan indah dan yang membanggakan. Bahkan hampir pasti tidak ada yang pernah mencoba mengoreksi kecenderungan itu.
Buktinya bahwa dari dulu sampai sekarang, hal itu masih tetap sama dan dilakukan berulang kali setiap tahunnya. Rupanya, momen pengumuman kelulusan itu adalah momen pewarisan  tradisi yang salah.