Kemandirian ekonomi tanah air dan pemenuhan kebutuhan masyarakat Indonesia sendiri harus menjadi prioritas dari kebijakan pemerintah.
Minyak goreng di tahun 2022 ini memang paling sering menjadi trending topik. Ledakan berita terkait kekurangan minyak goreng paling hot dibahas bukan saja di Indonesia, tetapi juga di Eropa.
Minyak goreng yang semestinya berurusan dengan dapur yang juga jarang dibahas itu tiba-tiba menjadi begitu penting. Ya, sampai menarik perhatian dunia. Krisis perang Rusia-Ukraina berdampak langsung pada pembatasan ekspor dan impor minyak goreng.
Tentu tidak hanya oleh karena konsekuensi dari sanksi ekonomi, tetapi juga bahwa bisa saja karena perubahan iklim global. Perubahan iklim yang semakin tidak menentu mempengaruhi perubahan hasil pertanian.
Oleh keadaan global itulah, maka pemimpin-pemimpin bangsa selalu waspada mengambil kebijakan terkait ekspor itu sendiri.
Secara khusus Presiden Jokowi mengumumkan larangan ekspor minyak goreng itu ke publik masyarakat Indonesia sebagaimana dilansir Jakarta, Kompas.com pada 23 April 2022.
Nah, dalam kaitannya dengan kebijakan presiden Jokowi melarang ekspor minyak goreng.
Sebenarnya ada 3 kemungkinan dampak dari kebijakan itu:
1. Eropa akan bereaksi terhadap kebijakan ini
Eropa bisa saja tidak mengharapkan bahwa ada kebijakan seperti itu oleh Jokowi. Namun, kita tahu bahwa larangan ekspor minyak goreng itu bukanlah yang pertama kebijakan yang diambil Jokowi tanpa takut pada Eropa.
Jadi, sebenarnya Jokowi sudah biasa membuat kebijakan larangan ekspor dengan maksud bukan supaya krisis itu semakin menerpa negara lain, tetapi untuk mengutamakan kebutuhan masyarakatnya sendiri.