Jalan lurus di sini berarti pedoman hidup yang menjadikan hidup kita lurus, yakni Firman Allah dan tradisi agama kita masing-masing. Saya percaya bahwa apapun gelombang hidup ini, jika kita punya pegangan pada Firman Allah dan tradisi, maka hidup kita tidak dibawa oleh amarah dan perasaan semata. Bahkan bisa saja menjadi seseorang lebih mampu menghargai orang lain yang punya pikiran dan pendapat berbeda.
Untuk mendekati prinsip "jalan lurus" itu sangat dibutuhkan kerja keras berupa komitmen yang konsisten  (istiq-mah).
Nah, dalam arti seperti itu manusia punya tanggung jawab untuk menjawab Amin secara konstan pula pada kehendak Allah dalam kehidupan sehari-hari. Tantangan besar justru berhadapan dengan kenyataan kehidupan kita di tengah dunia ini. Hal ini karena pada satu sisi disadari bahwa iman itu dinamis, tetapi bagaimanapun besar gelombang dinamikanya, manusia perlu tetap secara konstan menjawab Amin pada kehendak Allah.
Salam berbagi, ino, 15.04.2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H