Bagaimana Kamis Putih mendapatkan namanya tidak pasti. Ada beberapa teori untuk ini:
Teori pertama, salah satunya kembali ke kata Latin " dies viridium."Kata "dies viridium" secara harafiah diterjemahkan " Tag der Grünen atau hari yang hijau".  Pada Abad Pertengahan, istilah dies viridium adalah julukan yang diberikan kepada para peniten yang setelah Masa Prapaskah dan Dekrit Pertobatan Gereja, diizinkan kembali ke gereja pada hari Kamis sebelum Jumat Agung.Â
Hijau berarti segar dan diperbarui, sebagai ungkapan tentang pertobatan dan sikap mau kembali kepada persekutuan Gereja.
Kata dies veridium itu diterjemahkan ke dalam kata bahasa Jerman di abad pertengahan "gronen atau grinan" Oleh karena itu, sampai sekarang orang Jerman menyebut Kamis Putih sebagai Gründonnerstag.
Teori kedua, pada Kamis Putih ada kebiasaan makan sayuran hijau dan rempah- rempah . Oleh karena itu kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia sebenarnya bukan Kamis Putih, tetapi Kamis Hijau. (Gründonnerstag).
Jadi, sebetan Kamis Hijau itu berkaitan dengan kebiasaan dan budaya orang Jerman yang sudah sejak lama makan sayuran hijau pada Kamis Putih itu. Oleh karena warisan budaya itulah, maka mereka menyebutnya Kamis Putih dengan nama Gründonnerstag atau Kamis Hijau.
Bisakah umat Katolik makan daging pada Kamis Putih?
Umat Katolik dan Protestan di gereja-gereja sangat khusyuk pada hari Gründonnerstag berdoa. Di beberapa komunitas Katolik, ritual membasuh kaki adalah bagian penting dari kebaktian yang terjadi di gereja.
Selain itu, salah satu kebiasaan paling terkenal pada Kamis Putih adalah memasak makanan hijau. Secara tradisional, aturan puasa yang ketat dipatuhi selama Pekan Suci . Merupakan kebiasaan untuk tidak makan daging selama periode ini.Â
Hidangan yang sering disajikan antara lain: Bayam dengan telur rebus atau telur goreng. Sayuran hijau seperti kubis atau selada. Saus hijau dan beberapa saus khas lainnya, dimana setidaknya ada tujuh bumbu ada di sana.
Akan tetapi dalam perkembangan, sebutan tetap sama, tetapi kebiasaan makan sayur hijau itu hanya berlaku untuk sebagian orang saja. Bahkan pada hari Kamis Putih, orang bisa makan daging seperti biasa, kecuali pada hari Jumat Agung.