Pendampingan pribadi untuk anak didik yang terpapar pornografi itu sangat penting menjadi program prioritas sekolah. Tenaga bimbingan pendampingan (BP) perlu melakukannya dengan rasa hormat dan penuh cinta.
Tema pornografi memang sejak lama sudah menjadi topik pembicaraan yang aktual khususnya dalam konteks anak-anak dan juga berkaitan langsung dengan pendidikan.Â
Pada tahun 2006 saya pernah menjadi guru pada sebuah lembaga pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada tahun itu, penggunaan HP masih sangat terbatas.Â
Apalagi HP Android, waktu itu belum ada. Tidak hanya itu, izinan bagi anak-anak menggunakan HP secara bebas hampir tidak bisa dimungkinkan selama waktu sekolah.Â
Meskipun demikian, pornografi itu tidak saja bahwa karena kemajuan teknologi komunikasi, tetapi bahwa fenomena itu muncul sesuai dengan perkembangan zamannya.Â
Pada zaman itu fenomena anak-anak didik terpapar pornografi tampak dalam bentuk yang lain. Nah, bagaimana cara mengenal anak-anak didik yang terpapar pornografi?Â
Berikut ini ada beberapa gejala yang pernah menjadi bukti eksperimen saya pada tahun 2006:
1. Mengamati keadaan fisik anak didik
Anak didik yang kurus dan pucat bisa jadi anak yang tidak sehat. Mengapa tidak sehat? Apakah anak itu kurang makanan bergizi, ya tentu tidak. Apalagi dalam konteks anak-anak yang tinggal di Asrama.Â
Kenyataan anak-anak didik yang berwajah pucat itu perlu diselidiki lebih lanjut. Apa penyebabnya? Kenyataan wajah pucat itu sangat mungkin berdampak pada gejala berikutnya. Pucat itu bisa karena kurang tidur. Waktu itu dipakai untuk melihat gambar-gambar porno.
2. Sering tertidur selama pelajaran