Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Rekreasi Itu Bukan Milik Orang Kaya

20 April 2022   14:18 Diperbarui: 20 April 2022   23:37 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang Rekreasi itu bukan milik orang kaya | Dokumen pribadi oleh Ino

Rekreasi dan tertawa itu sehat, kapan dan saat mana kamu bisa lakaukan itu?

Riuh suara manusia di pesisir sungai Rhein pada pukul 16.47 begitu tak terbayangkan. Ribuan orang memburu hiburan dan makanan ringan seakan-akan sedang kelaparan.

Rasanya aneh, tapi benar itu suatu kenyataan. Semenjak kebijakan tanpa masker, ribuan orang ditarik kembali kepada suatu gaya hidup nyata yang jauh dari dunia Metaverse.

Di bawah terik mentari yang sejuk-sejuk hangat, mereka berdansa ria di pesisir barat Rhein area Mainz Kastel. Tak kalah opa-opa dan oma juga berdandan kaya anak milenial dengan sedikit bongkok berdansa di sana.

Sebuah luapan kegembiraan yang sepertinya sejak lama terpendam dan tertahan, kini terungkap sudah. Mereka gembira tanpa ada rasa takut pada covid19.

Di manakah Covid19?

Dari jarak 50 meter saya duduk di atas batu sambil merekam jejak manusia yang terbius gelora bebas korona. Meskipun demikian, secara pribadi saya hanya bisa mengikuti irama musik dansa dengan hati yang waspada.

Berdansa ala orang barat sama dengan menolak tekanan jaga jarak ala Covid19. Semuanya sudah seperti detik-detik proklamasi tentang sirnanya Covid19 di Eropa.

Dalam hati kecil, saya hanya bisa bertutur sunyi, ya kita nantikan saja berita beberapa hari kedepannya. Benarkah covid sudah tidak berdaya dan manusia sudah bisa merayakan kembali kebebasannya.

Merayakan kebebasan dengan hati riang dan bersaudara

Keindahan dan sisi positif dari keadaan bebas tanpa tekanan korona adalah bahwa manusia boleh merayakan kebebasan itu dengan hati riang, penuh candaan dan tawa bersama teman-teman dan sanak keluarga. Tampak sekali ungkapan rasa syukur bahwa mereka sekarang diberi waktu untuk menari gembira di pesisir Rhein.

Mungkin hari ini adalah saat istimewa yang bisa diungkapkan sebagai akhir pekan yang bahagia setelah penat bekerja dan wajah dibalut masker pengaman. 

Inilah saatnya ketika mereka melepaskan dunia Metaverse yang menyajikan komunikasi tanpa bersentuhan badan dengan manusia biasa layaknya. Kini Metaverse sejenak disisihkan, dan bagian fisik terjun langsung ke era wisata akhir pekan.

Iringan lagu, musik, candaan, sharing, cerita, sorak riang membaur jadi satu dalam area bentangan taman wisata di pesisir Rhein di kota Mainz.

Salahkah mereka bergembira?

Saat melintas diatas jembatan Theodor, saya tetap menatap pemandangan pada kedua sisi sungai Rhein yang sedang dipadati manusia. Tiba-tiba muncul begitu saja pertanyaan ini, "Salahkah mereka bergembira bebas?"

Dunia kehidupan mereka tentu saja berbeda dengan saya. Kalau saya mungkin kegembiraan yang diungkapkan saat ini mungkin perlu diberi tanda petik.

Kegembiraan yang perlu berjalan bersama dengan waspada. Akan tetapi, jika sebagian orang yakin bahwa ungkapan kegembiraan itu penting dan menyenangkan bagi mereka, ya tentu saja itu haknya mereka.

Mereka adalah manusia bebas yang tahu kapan saatnya gembira, kapan saatnya bekerja, kapan saatnya diam dan kapan saatnya berwisata bersama teman-teman dan keluarga.

Satu hal yang penting bahwa mereka mengungkapkan sukacita hati mereka tanpa mengganggu orang lainnya. Bahkan pemerintah menyiapkan tempat khusus di area sungai Rhein itu untuk siapa saja bisa menikmati hari-harinya dan akhir pekan secara menyenangkan.

Manusia butuh hiburan dan suasana beda

Kebutuhan suasana baru atau suasana yang beda dari biasanya, bisa saja merupakan kebutuhan manusia umumnya. Pencapaian kebutuhan suasana baru itu sama dengan suatu cara untuk mengusir jenuh dan lelah.

Bagi orang yang khusuk bekerja dari Senin sampai Jumat sudah pasti mereka membutuhkan satu akhir pekan yang santai dan menyenangkan.

Perspektif itulah yang menurut saya sangat penting bahwa semuanya memang punya waktu, tetapi orang tidak boleh lupa tentang waktu yang satu ini, waktu rekreasi.

Beberapa waktu lalu saya menelpon kakak saya di Indonesia dan menceritakan tentang betapa pentingnya rekreasi dalam hidup manusia.

Rekreasi itu bukan milik orang kaya

Ungkapan pertama saya pada kakak saya adalah bahwa rekreasi itu bukan milik orang kaya, tetapi petani kecil pun boleh juga menikmati satu hari rekreasi bersama keluarga.

Siapa sih yang melarang kita untuk menikmati rekreasi di pantai misalnya? Jelas tidak ada. Akan tetapi, mengapa kita tidak punya hari yang menyenangkan itu?

Nah, sebetulnya cara pandang masyarakat biasa umumnya masih terlalu kaku tentang milik dari kegembiraan dan sukacita itu sendiri. Masih cukup banyak orang yang berpikir bahwa sukacita dan kegembiraan itu hanya milik orang kaya atau orang yang punya banyak duitnya.

Itulah cara pikir yang keliru. Saya percaya seorang petani kecil pun pasti bisa menikmati sukacita bersama keluarganya, jika mereka punya waktu untuk duduk santai di pantai bersama keluarga.

Menikmati indahnya suatu hari bersama keluarga dengan makan seadanya. Mengapa tidak? Rekreasi santai itu tidak harus dibuat kalau ada rezeki setumpuk dulu, tetapi kapan saja keluarga punya rencana, maka bisa dilakukan.

Cukup umum orang menyisihkan rekreasi dalam arti bertamasya santai di pantai atau di mana saja ada tempat-tempat indah dengan alam yang sejuk dan nyaman. 

Kadang sebagian orang merasa bahwa hidup ini sama dengan bekerja dan bekerja. Tidak heran wajah seorang pekerja keras tidak bisa menampakan keceriaan karena orang terlalu sulit bisa tertawa, belum lagi tekanan suasana kerja dan lain sebagainya.

Padahal orang bisa saja mengadakan rekreasi bersama ketika punya seekor ikan, saat ada pisang dan ubi dan sayur-sayur yang bisa diolah jadi lalapan.

Kita semua diberi kebebasan untuk itu, jadi jangan menyusahkan diri sendiri karena petani kecil dan orang sederhana, masyarakat biasa juga punya hak untuk menikmati sukacita dan kegembiraan bersama keluarganya.

Keindahan alam Indonesia kadang tidak bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia sendiri

Kalau diperhatikan bahwa Indonesia punya alam yang sangat indah, beribu-ribu pantai yang punya nilai jual sangat tinggi dalam konteks wisata.

Meskipun demikian, semua itu dijaga dan dirawat pertama-tama dengan target yang sama supaya memenuhi kebutuhan orang asing. benar juga, tapi mengapa kita sendiri sebagai masyarakat Indonesia tidak melihat itu sebagai hadiah terindah untuk kita nikmati.

Nah, bisa saja karena konsep dan cara berpikir yang menganggap bahwa rekreasi itu milik orang kaya, tempat-tempat indah itu hanya untuk turis dan orang asing dari luar daerah misalnya.

Sebetulnya alam indah itu diberikan kepada kita orang terdekat, cuma kita tidak kreatif memanage waktu hidup kita sehingga kita sendiri kehilangan waktu untuk sejenak santai, rileks bersama keluarga.

Hidup dan gaya hidup orang sehat

Gaya hidup orang sehat sebenarnya bukan hanya milik para dokter, tetapi masyarakat biasa pun juga bisa. Prinsip yang penting bahwa orang perlu kreatif merencanakan hari-hari hidupnya.

Saya akhirnya menyadari ini bahwa hidup ini bukan saja soal kerja, bukan saja soal berbagi, bukan saja soal sedekah, bukan saja susah dan utang, bukan saja soal demonstrasi, bukan saja soal protes dan bully sana dan sini, bukan saja soal debat sengit, bukan saja soal bicara dan terus bicara, tetapi juga perlu rekreasi, duduk santai dan tertawa bersama teman-teman dan keluarga.

Untuk kalangan penulis, terasa juga sih bahwa hidup ini tidak hanya menulis dan menulis, bukan saja refleksi dengan kritis, menoreh kritik dan berbagi inspirasi, tetapi juga rekreasi untuk menimba ide-ide santai yang segar dan menarik.

Hidup ini tidak hanya refleksi, tetapi juga rekreasi. Hidup ini tidak hanya berteriak protes di saat demonstrasi, tetapi rekreasi dan bernyanyi bareng dengan santai.

Kadang saya pikir, kapan ya rakyat Indonesia bisa berdiri santai bergandeng tangan dengan presidennya, sambil menyanyi dan tertawa bareng tanpa ada caci maki, cercaan dan wajah garang.

Oh suasana negeri akan damai dan aman sekali, jika setiap orang memahami betapa pentingnya rekreasi dalam hidup ini. Jika ada demonstrasi ribuan orang, kenapa tidak ada rekreasi bersama ribuan orang?

Demikian coretan di tengah sukacita orang Eropa yang merayakan kebebasan mereka, sebuah kebebasan yang memberikan mereka energi keseimbangan hidup sehat. Coretan ini akhirnya membawa saya kepada pemandangan tentang keadaan Indonesia sendiri secara khusus untuk masyarakat biasa yang mungkin penat dan lelah bekerja supaya jangan lupa menyisihkan waktu untuk rekreasi santai di pantai bersama alam negeri kita yang indah permai bersama teman-teman dan keluarga.

Salam berbagi, ino, 20.4.2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun