Adakah perempuan yang tidak pernah menangis? Atau adakah perempuan yang tidak meneteskan air mata? Di mana saja ketika ada konflik, persoalan, pertengkaran di sana perempuan akan menangis.
Siapa yang tahu arti dari tangisan perempuan? Mungkin hanya perempuan yang tahu persis. Tangisan yang bisa diduga hanya datang dari orang yang melihat perempuan menangis.
Namun tidak biasa bahwa tangisan perempuan dipertontonkan kepada publik. Hati siapa yang tidak tersayat karenanya. Pikiran siapa yang tidak terseret kepada tangisan sang ibu?
Tangisan ketakutan, kehilangan sang perempuan memang tidak bisa terbendung. Orang hanya bisa mengatakan itu tangisan protes, ketika investasi bodong lenyap dari kontrol dan kendali dirinya.Â
Berapa banyak perempuan yang menangis karena ulah Doni Salman dan teman-temannya yang beraksi di Indonesia saat ini. Perempuan bisa juga menangis di lapangan bisnis bermain Qoutex.
Perempuan bisa juga menangis ketika meninggalkan suami mereka di medan perang seperti di Ukraina saat ini. Tangisan perempuan terjadi setiap hari.Â
Tangisan dan air mata perempuan bisa saja karena ketimpangan lainnya, beban pikiran, beban kerja, beban krisis dunia saat ini. Berapa tetesan air mata perempuan yang terjatuh setiap hari membasahi bumi?
Di lapangan bola pun perempuan bisa menangis, saksikan berapa yang akan menangis di Liga Champion, Real Madrid vs PSG nanti. Tapi tak terlupakan bahwa karya seni perempuan pun sering mendatangkan tangisan.Â
Terkuak kenangan ratapan perempuan Larantuka bagaikan elegi derita perempuan tertindas. Mari cinta lagu-lagu daerah, kata presiden kita Jokowi.
Dunia fiksi tentang perempuan dan air mata yang tidak pernah menjadi sebuah fiksi di bumi ini. Perempuan meraih sukacita, cinta dengan air mata ketulusan yang tidak terkatakan.
Air mata sunyi, itu bagaikan ratapan musik dari nadi kontemplasi perempuan. Perempuan hebat yang bisa bicara dan bangkit setelah meneteskan air matanya ke bumi.
Air mata perempuan saat ini adalah pesan kerinduan terdalam tentang dunia yang damai.
Salam berbagi, ino, 9.03.2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H