Puisi cinta di awal Februari 2022 diterpa  agresi benci pada akhir bulan ini. Terlalu cepat berubah kisah kata cinta antara barat dan Rusia jadi benci yang mendunia.
Cinta dan Februari yang menyatu tanpa pisah, kini berubah wajah, tampak retak penuh luka, air mata dan duka.
Cinta yang dirajut karena hidup bertetangga, kini berubah cuma ada kepulan asap yang terbang dari bumi yang hangus karena ledakan-ledakan.
Puing cinta dan kenangan di sana sudah terlalu dalam berevolusi ketika semuanya berubah jadi perang adu kekuatan dan perebutan wilayah kekuasaan.
Februari, mengapa hari-harimu menjadi begitu kontras dengan apa yang kuharapkan? Aku ingin warna cintamu di awal  sang Alva tetap kekal hingga di akhirnya omega.
Semuanya ternyata berubah tidak terduga oleh pikiran biasa manusia. Tak duga ada perang. Tak paham mengapa mesti ada lagi invasi dan agresi masif Rusia terhadap Ukraina sekarang ini.
Wajah Februari berubah total. Media sosial berhamburan gambar, video dan catatan tentang perang, tangisan dan kematian.Â
Kapan ada Februari yang diawali dengan cinta dan diakhiri dengan damai dan bahagia.
Cinta dan benci seperti awal dan akhir dalam kehidupan manusia. Mengapa tidak bisa kembali kepada cinta seperti di awal tempo hari?
Ingin menatap langit biru bertaburan awan cerah lalu hening tanpa kata-kata. Ingin kubiarkan hati ini dalam sunyi membisikan kata-kata doa dan harapan.
Semoga cinta dan damai kembali tumbuh dari tanah yang tercabik luka dan dibasahi darah karena amarah manusia. Semoga ada pelukan maaf dari kedua serdadu yang berperang cuma karena setia pada perintah atasannya.
Agresi yang pantas saat ini adalah agresi cinta yang menjalin hubungan kembali antara Rusia dan Ukraina. Invasi yang paling berharga saat ini adalah invasi damai yang melepaskan senjata dari genggaman tangan.
Februari kututup hari dengan puisi penuh dilematis antara cinta dan benci di bulan Februari 2022. Semoga konflik Rusia-Ukraina cepat berakhir.
Salam berbagi, ino, 28.02.2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H