Kejelasan informasi, ketepatan gambar dan diksi adalah bagian dari representasi dari kenyataan yang bisa dipublikasi untuk dinikmati pembaca.
Kalau merenungkan tentang akurasi itu rasanya karya tulisan entah apapun bentuknya dan dari siapapun orangnya, ternyata aspek kesesuaian antara fungsi kepercayaan (credence function) dan nilai-nilai kebenaran (the truth values) dalam bahasa James Joyce (1998) sebenarnya sudah menjadi standar umum  yang penting untuk dipertimbangkan.
Demikian beberapa ulasan terkait tema akurasi dalam konteks pers di dunia digital saat ini khususnya dalam konteks Indonesia.
Akurasi merujuk pada kesesuaian antara data, kata, gambar dan rujukan referensi. Kejelasan dalam hubungan terkait diksi, fakta dan data lapangan, gambar dan tafsiran akan diterima kalau bersentuhan dengan nilai-nilai kebenaran yang dianggap masuk akal oleh kebanyakan orang atau kebenaran universal.
Tingkat kepercayaan masyarakat pada pers yang hidup dan berkembang di tanah air dan bangsa kita saat ini selalu diukur dengan akurasi yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebenaran informasi dengan standar tidak bertentangan dengan nilai-nilai kebenaran.
Salam berbagi, ino, 10.02.2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H