Oleh karena itu, konsep tentang naturalisasi sebenarnya bukan karena banyaknya pemain naturalisasi, tetapi seperti apa kualitas pemain naturalisasi dan bagaimana pasarnya di Eropa? Saya lebih melihat bahwa efektif satu pemain terkenal daripada mengantongi sekian nama calon naturalisasi.Â
Membayar mahal untuk satu orang dengan efek besar bahwa pemain tanah air belajar banyak dan menggiring mata dunia dan Eropa ke Indonesia jauh lebih efektif meningkatkan pasar sepak bola tanah air dan PSSI khususnya.
Kekuatan Jerman beberapa tahun lalu tidak terlepas dari strategi itu, mereka punya pemain naturalisasi yang hebat. Tanpa naturalisasi dengan label kualitas terpuji, mereka tidak punya nama yang disegani.Â
Nah, Indonesia sebenarnya sangat bisa merujuk ke arah gagasan naturalisasi yang terfokus pada kualitas dan nama besar pemain. Cuma tantangannya apakah Indonesia bisa membayar satu pemain naturalisasi?
Keterbatasan finansial PSSI untuk membeli pemain naturalisasi sama dengan mempertahankan reputasi Indonesia untuk tidak berubah lebih baik dari hari kemarin.Â
2. PSSI belum mampu mengirim pemain Indonesia untuk bermain di kandang Eropa
Selain istilah naturalisasi mungkin juga perlu ada gagasan tentang sekolah bola di Indonesia yang mana pada tingkat tertentu bisa mengirimkan pemain Indonesia semacam program beasiswa dalam kontrak kerjasama dengan klub di Eropa untuk mengalami dan belajar bermain di Eropa.
Nah, tentu tantangannya jelas lagi-lagi ekonomi dan keuangan negara adalah taruhannya. Saya pikir Indonesia perlu mengubah konsep sepak bola itu sama dengan satu bidang kuliah yang bisa punya kemungkinan untuk studi di luar negeri.Â
Misalnya, mahasiswa Indonesia bisa melanjutkan studi mesin, medis dan kedokteran di Jerman. Demikian pula, mestinya konsep itu bisa dibangunkan dalam konteks dunia sepak bola. Apakah tidak mungkin ada program seperti itu dan mengapa tidak?
Saya jadi ingat anak-anak dari Suriah yang mengungsi di Jerman toh akhirnya bisa punya peluang bermain dengan klub-klub di Jerman. Saya percaya bahwa konteksnya akan lebih baik lagi, jika perencanaan itu dilakukan secara resmi melalui jalur diplomasi pemerintahan.
Tentu bukan saja ke Jerman maksud saya, bisa ke Spanyol atau juga Portugal dimana ada klub-klub yang punya training garang dalam hal sepak bola.Â