"Di utara Flores sana ada laguna dan cekungan sejuk yang membuat Anda lelap tertidur oleh hembusan sunyi angin pantai bersama hempasan kecil gelombang laut menyentuh bibir pasir putih."
Mimpi seribu gambar dengan latar belakang yang berbeda mungkin akan dengan mudah tercapai ketika orang berani menelusuri tepian pantai utara Flores. Pantai utara Flores belum banyak dikenal dan dipublikasi. Oleh karena keterbatasan waktu dan kesempatan, saya tidak bisa melakukan perjalanan secara langsung ke sana.
Niat untuk mempublikasikan pantai utara Flores tentu tetap saja membara hingga tidak lepas dari tanya dan penelusuran melalui komunikasi pribadi dengan teman-teman dan sahabat kenalan yang sedang menikmati indahnya pantai utara Flores.
Jepretan terpisah berupa gambar kesukaan pengunjung di pantai utara bagi saya tetap merupakan dokumentasi berarti yang bisa menjadi rujukan tulisan. Nah, kesempatan ini, saya hanya bisa memperlihatkan satu titik dari keseluruhan pantai utara yang begitu luas dan kaya, yaitu pantai Magepanda.
Sebagian besar masyarakat yang mendiami kecamatan Magepanda punya ciri kehidupan yang diwarnai peradaban suku Ende Lio. Meskipun demikian, pada kenyataannya secara geografis Magepanda lebih dekat dengan wilayah Kabupaten Sikka, Maumere.Â
Jaraknya cuma 10 km dari pusat kota Maumere. Sepanjang 10 km itu orang menyusuri wilayah pantai dengan diwarnai pemandangan hijau deretan pisang, sawah, dan tentu juga sederetan hutan bakau. Magepanda secara administrasi pemerintahan termasuk wilayah pemerintah Kabupaten Sikka, Maumere.
Ada beberapa alasan mengapa Magepanda menjadi pilihan wisata masa depan pantai utara Flores:
1. Magepanda sebagai daerah penghasil beras di Kabupaten Sikka
Dataran sepi yang luas di pesisir pantai utara (pantura) sering menjadi wilayah pilihan rekreasi dan wisata masyarakat kota Maumere. Di sana bukan saja orang bisa melihat para petani dan pedagang menanam dan mengetam padi, tetapi ditemukan pula di sana tanaman umbi-umbian, pohon jambu monyet atau jambu mede, pisang, dan buah-buahan lainnya.
Saya masih ingat kegiatan live in pada tahun 2004 di Magepanda. Saat itu saya tinggal bersama satu keluarga yang punya lahan sawah sangat luas.
Keluarga ini punya mesin traktor dan penggiling padi. Nah, oleh karena peralatan kerja seperti itu, maka ketika masa live in, saya juga punya kesempatan untuk belajar menjadi seorang petani sawah yang membajak dan bagaimana mengoperasikan mesin penggilingan padi.