Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Percikan Cahaya Natal 2021 dari Frankfurt-Jerman

28 Desember 2021   02:08 Diperbarui: 28 Desember 2021   02:43 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi Agnes, Frankfurt (26/12/2021).

Indonesia membutuhkan suatu suasana yang diwarnai dengan persaudaraan; suatu suasana yang dibentuk dari kesadaran bahwa kita semua adalah saudara. 

Ada pengalaman baru saat Natal di Jerman tahun 2021. Beberapa pengalaman itu antara lain sejak awal Desember lalu, gema Natal sudah terdengar kencang. 

Sebagian orang secara kreatif mengadakan  doa bersama secara tematis dengan tema-tema Natal. Berkumpul bersama, berdoa dan merenungkan tema Natal yang dicanangkan KWI: Cinta kasih Kristus menggerakan Persaudaraan.

Secara umum saya merasakan suasana yang baru dan berbeda sejak pandemi covid19.  Suara baru itu diwarnai oleh kebiasaan baru merayakan doa bersama Natal secara virtual. 

Adaptasi diri dengan perayaan secara virtual

Merayakan secara virtual adalah cara baru yang cuma muncul di tengah pandemi covid19 ini. Orang-orang Kristen Indonesia di Jerman telah mengadaptasikan diri mereka dengan segala perubahan saat ini.

Sebagai contoh, perayaan Natal Virtual yang diselenggarakan Konsulat Jenderal Hamburg Republik Indonesia pada 10 Desember 2021. Perayaan itu dihadiri oleh begitu banyak orang Kristen, tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara virtual.

Artinya bahwa situasi pandemi ini tidak membuat orang kehilangan cara untuk merenungkan peristiwa imannya. Justru di tengah krisis ini orang tetap berjuang untuk menyatukan hati dan mengobarkan semangat persaudaraan.

Persaudaraan dimaknai bukan hanya dengan cara kehadiran langsung, tetapi juga melalui kehadiran virtual. Persaudaraan di tengah krisis ini berkobar juga saat orang cuma face to face di layar online. 

Persaudaraan diungkapkan dengan cara dukungan, tepukan tangan, doa, kata ucapan untuk orang lain, melalui kado-kado kecil untuk saudara-saudaranya yang lainnya. Bahkan terlihat ada begitu banyak acara nyanyian yang dipersembahkan dari berbagai komunitas.

Kemungkinan bagi semua orang untuk menyatakan persaudaraan lintas ruang dan waktu terjadi karena masing-masing orang telah belajar mengadaptasikan dirinya dengan situasi baru di tengah pandemi ini. Tanpa ada kemauan dan selera untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan dewasa ini, maka orang akan ketinggalan dalam banyak hal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun