Sebuah suasana bahwa kita tidak sendiri, tetapi kita bersama dengan Tuhan, Sang Imanuel. Bersama Dia, kita terus belajar berdialog dengan siapa saja. Dialog di tengah krisis perlu menjadi gairah bersama kita.
Tanpa disadari bahwa di tengah situasi pandemi ini, muncul kecenderungan yang begitu kuat untuk melakukan segala sesuatu secara sendiri. Nah, tentu tidak demikian tujuan dari perayaan Natal itu sendiri. Natal membawa kita kepada semangat baru yaitu semangat persaudaraan.
Pada momen krisis ini, orang perlu belajar dari cerita hidup nabi Hana yang khusuk berdoa memohon rahmat Tuhan. Hana diberikan seorang putera bernama Samuel. Samuel adalah bukti cinta Yahweh pada setiap orang yang taat dan setia pada kehendak-Nya.
Hana adalah simbol dari kemauan baik manusia di tengah krisis ini untuk terus berdoa dan percaya bahwa dengan dan melalui kekuatan Tuhan, kita bisa mengalahkan krisis pandemi ini.
Tidak hanya cerita Hana dan Samuel, cerita Yesus pada usia 12 tahun pergi ke Yerusalem dan berdialog dengan ahli-ahli kitab bisa menjadi inspirasi untuk suatu dialog dan komunikasi, ya untuk suatu percakapan persaudaraan yang santai dalam konteks sehari-hari.
Dalam bingkai permenungan seperti itulah, saya merasakan keistimewaan bahwa Bapak Konsul Jenderal kemarin, 26 Desember 2021 mengunjungi Komunitas kami MKIF. Kesempatan sambutan dan ucapan selamat Natal sudah luar biasa kami rasakan sebagai kunjungan persaudaraan.
Lebih dari itu, saya merasakan suatu kehadiran dengan percakapan santai dengan semua orang, toh berjalan dan mengalir begitu saja. Itulah keindahan Natal di tengah krisis yang dibawa oleh sosok Konsu Jenderal Frankfurt, Bapak Acep Soemantri bersama Ibu Lilies Ekawaty Soemantri dan juga Staf KJRI yang hadir ibu Risa Wahyu Surya Wardhani.
Percikan rasa persaudaraan justru begitu kuat terasa dan menyentuh hati ketika kita berdiri santai dan bercerita tentang kita dan tentang situasi kita. Rasa peduli, iba dan rindu berjumpa lagi tidak pernah pudar, meskipun pandemi tak pasti kapan berakhir.
Demikian percikan cerita kecil dari Frankfurt dan sekitarnya tentang Natal di tengah krisis di Jerman. Ada nilai-nilai yang dipelajari dari momentum perayaan Natal saat ini: adaptasi diri dengan perayaan virtual, Â toleransi dan persaudaraan itu mulai dari pemimpin dan kunjungan persaudaraan yang membuka ruang renyah rasa persaudaraan kita semua. Dari diskusi, dialog, kunjungan, ucapan, doa dan salaman kita merasakan bahwa kita semua adalah saudara.
Salam berbagi, ino, 28.12.2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H