Malam sunyi merenggut hati. Sepi menyusuri dinding-dinding rindu jumpa sang ayah dan ibu nun jauh di sana. Malam kenangan tentang waktu dulu, saat kita bersama dengan sukacita yang sederhana dalam gubuk bambu tua rapuh.
Malam membongkar sejuta rindu ingin kembali ke rahim sukacita bersama ayah, ibu dan semua saudara-saudariku. Malam saat aku melukis kandang hina di terangi cahaya biru.
Malam sebelum menyongsong Natal tahun 2021. Terkapar lelah karena rindu. Â Malam dihimpit sukacita dalam nada-nada dering sang waktu.
Malam saat waktu menata kenangan begitu perlahan  larut tertidur dibuai lagu sunyi itu. Oh malam bahagia....aku terhibur karena percikan cahaya terpancar dari gelapnya ruangan itu.
Mengapa malam tidak mempertemukan aku dengan orang-orang yang ku kasihi? Sudah cukup pantang dari hari ke hari hingga malam pun kembali merayu hati.
Ingin sekali katakan damai sambil memegang tangan dan memeluknya erat.Â
Oh malam....sampai kapan aku harus menunggu rindu itu tiba menyambutmu dalam ruang nyata.
Mimpi tak pernah mengubah malam jadi siang. Melodi sunyi juga tak sanggup.... Malam kau terlalu gelap hingga aku hanya bisa berharap ada percikan cahaya kecil datang.
Kaulah yang menerangi langkah dan jalanku. Cahaya kecilmu mengubah malam sunyi jadi malam bahagia buat semua. Terpesona cinta sang ibu yang pernah mengubah malam penuh gelisahku jadi damai dalam pangkuannya.
Dekapan sayang dengan gelora cinta yang membara mengubah dingin malam-malam itu jadi hangat penuh harapan. Aku jadi percaya, tiada malam yang tidak berubah.
Malam bahagia dalam penantian pada detak-detak terakhir sang waktu. Malam bahagia penuh pesona dulu, sekarang dan nantinya. Titip salam dari jarak tak terbatas, jangan lupa malam akan berlalu, berbahagialah selalu dalam dekapan malam-malam itu.
Salam berbagi, ino, 24.12.2021.