Keteduhan kata akan berdampak begitu sunyi mengubah manusia dari waktu ke waktu.
No body is perfect, semua orang tahu ungkapan asing yang sudah tidak asing itu. Meskipun demikian cukup sering orang tidak bisa memaknai ungkapan no body is perfect.Â
Di zaman ini ungkapan no body is perfect semakin sulit dipahami, bahkan sampai pada hal-hal kecil yang rupanya merupakan kesalahan teknis semata, orang bisa menjadikannya sebagai status di media sosialnya atau bahkan tema tulisan.
Ya, nggak ada yang larang sih, sah-sah saja, cuma kalau dipikir posisi "yang punya kesalahan itu" ada di pihak penulis, maka kemungkinan besar penulis mengharapkan bahwa tentang kesalahan itu tidak perlu ditulis.
Reaksi timbal balik mengharapkan dipahami dan memahami orang lain yang punya kekurangan, kesalahan teknis itu hampir selalu ada pada setiap orang. Sama seperti setiap tulisan tidak pernah tanpa kesalahan, manusia juga tidak ada yang sempurna.
Kekurangan sana sini, kesalahan ini dan itu, lupa selalu saja ada dalam setiap jejak digital seseorang dan dalam setiap jejak hidup manusia. Pertanyaannya, haruskah kekurangan, kesalahan teknis yang dilakukan seseorang itu ditulis?
Ada 5 kiat menulis tanpa membesarkan kekurangan dan kesalahan kecil. Sebelum dan dalam proses menulis, orang perlu mempertimbangkan lima aspek berikut ini.
1. Kekurangan dan kesalahan apa yang perlu ditulis dan yang tidak perlu ditulis?
Sebenarnya orang bisa menulis apa saja, cuma dalam semua yang bisa ditulis itu, selalu ada etikanya. Sederhana saja kalau menurut saya prinsipnya, "tidak menjadikan kekurangan dan kesalahan teknis yang sangat kecil itu sebagai objek tulisan untuk menyudutkan seseorang atau bahkan lembaga tertentu."