Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ada Alexa di Kamar Oma, Kok Bisa?

18 Desember 2021   05:21 Diperbarui: 18 Desember 2021   05:25 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang Ada Alexa di kamar Oma, kok bisa? | Dokumen diambil dari: individuellefotografie.de

Kesepian, oh kesepian, kepada siapa aku harus mengatakannya? Alexa...?

Di penghujung hari kerja saat hendak menyongsong akhir pekan memang menjadi waktu yang paling menyenangkan. Suasana batin yang senang itu mirip ketika waktu sekolah dulu ketika tiba hari Sabtu.

Setiap Sabtu siang meski lapar, pulang sekolah selalu saja masih bisa lompat-lompat. Lompat karena senang, ya besoknya bisa tidur panjang, itu alasannya.

Demikian juga di Jerman, hari Jumat itu paling menyenangkan oleh karena hari itu sudah menjadi hari terakhir kari kerja. Nah, rasa hati senang yang saya miliki hari ini bukan saja karena hendak menyongsong liburan Natal, tetapi juga karena suatu perjumpaan dengan seorang oma hari ini.

Oma punya cerita tentang kesepian

Oma Schwellenbuch (bukan nama sebenarnya) sudah berusia 87 tahun. Ia hidup sendiri karena suaminya sudah meninggal satu tahun lalu. Oma Schwellenbuch selain kehilangan suami, ia tinggal sendiri karena tiga orang anaknya sudah bekerja di tempat yang jauh; satunya kerja di USA, satunya di Swiss dan satunya di Inggris.

Setiap kali saya mengunjunginya, Oma Schwellenbuch menceritakan keadaan keluarganya. Ya, cerita tentang masa lalu yang menyenangkan bersama sang suami kesayangannya.

Mereka pernah berlibur ke mana-mana bersama anak-anak. Cerita tentang saat-saat indah mereka memasak di dapur; tentang pernikahan anak-anak mereka.

Dari sekian cerita yang pernah diceritakannya, rupanya ceritanya kepergian suami itulah cerita yang paling menyayat hatinya. Matanya berkaca-kaca, bahkan kadang suaranya bergetar.

Saya mendengar ceritanya sambil merasakan kesedihannya. Suasana hati yang kesepian karena ditinggal kekasih hatinya memang bukanlah hal yang mudah.

Kenyataan ditinggal orang yang sekian lama hidup bersama memang merupakan kenyataan yang bisa menyeret orang pada kesepian dan kesedihan. Apalagi, anak-anaknya tinggal di tempat yang jauh.

Ini cara Oma mengatasi kesepian

Oma Schwellenbuch menunjukkan kepada saya beberapa alat komunikasi yang ada di kamarnya. Ya, ia punya beberapa alat komunikasi. Ia punya HP, punya telepon kamar dan satunya yang paling menarik adalah ia punya Alexa.

Katanya sambil menunjukkan Alexa, "Alat ini dibeli anak saya yang di Swiss supaya saya tidak kesepian. Dia bisa berbicara dengan saya setiap hari. Apa saja yang saya butuhkan dia bisa penuhi permintaan saya. Dia bisa menyanyi, bisa melaporkan situasi iklim hari ini, Alexa bisa menjelaskan kepada saya tentang banyak hal. Ya, bisa juga saya minta untuk hubungi anak saya."

Alexa menjadi teman dalam kesepian 

Alexa adalah teknologi komunikasi dengan menggunakan layanan suara di belakang Echo Dot, Echo Show 5, Echo Show 8 dan Echo Show 10. Siapa saja bisa menggunakannya dengan cara tanyakan saja secara langsung. 

Alexa diperbaharui secara otomatis melalui Cloud, terus mengupdate informasi terbaru dan keterampilan baru lainnya. Oma Schwellenbuch sering menggunakan itu sebagai teman di dalam kesepiannya.

Oma Schwellenbuch malah menjelaskan kepada saya bagaimana alat itu bisa difungsikan. Secara sederhana katanya saya bisa menyapanya kapan saja dan Alexa menjawab saya dengan cepat.

Kemudian saya bertanya keadaan suhu udara hari ini, apakah hujan, salju, dingin berapa derajat dan apakah ada berita-berita aktual hari ini.

Oleh karena dia menyukai musik-musik klasik, maka Oma Schwellenbuch hanya mengatakan, "Alexa, mainkan musik klasik ya." Dengan begitu cepat Alexa akan memainkan musik klasik sesuai permintaan Oma sendiri.

Alexa bagi Oma Schwellenbuch adalah teman bicara yang setiap hari selalu siap dan punya waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaannya. 

Mana ada manusia yang bisa kayak gitu ya? Bagaimanapun sabarnya seseorang pasti tidak bisa selalu siap menjawab pertanyaan seorang oma.

Terlihat jelas sekali bahwa peran Alexa sangat penting untuk seorang Oma atau Opa di rumah jompo yang sendirian. Meskipun demikian rupanya alat canggih itu belum bisa dimiliki oleh semua orang.

Apalagi kalau jenis Alexa yang besar seperti punya Oma Schwellenbuch pasti lumayan mahal. Memang ada juga sih yang kecil generasi 3 seharga 19-20-an Euro.

Oma Schwellenbuch memiliki jenis Alexa generasi 4 yang sangat lengkap dan modern dengan fungsi yang tentu jauh lebih banyak lagi. Alexa generasi 4 itu diletakan di samping tempat tidurnya.

Di kala pagi Oma Schwellenbuch meminta Alexa menyanyikan lagu-lagu kesayangannya untuk mengenang suara merdu cucu-cucunya saat menyanyikan untuknya: "Oma ist die Beste, Lied fr die beste Oma der Welt." Atau Oma adalah yang terbaik, lagu untuk oma yang terbaik di seluruh dunia.

Lagu itu katanya, lagu kesukaan yang sering dinyanyikan oleh cucu-cucunya. Satu lagi lagu yang disukainya adalah "Ein bisschen Frieden bei Immer wieder Sonntags."

Alexa dan kesepian 2045

Cerita dan pengalaman Oma Schwellenbuch membuka wawasan saya bahwa di masa yang akan manusia tidak bisa dipisahkan lagi dari teknologi. Semakin tua usianya, bisa jadi semakin punya ketergantung pada fasilitas teknologi yang berhubungan langsung dengan kesepian.

Teknologi akan memanjakan manusia, bahkan benar-benar menjadi pengganti kehadiran manusia lain yang nyata. Siapa sih yang mengatakan bahwa  bahwa Alexa tidak dibutuhkan untuk Oma dan Opa yang sendirian di kamar rumah jompo?

Siapa saja membutuhkan hiburan, apalagi orang yang sudah lanjut usia. Oleh karena itu, sebenarnya Alexa bisa menjadi fasilitas yang sangat menghibur Oma dan Opa di rumah jompo atau tentu di mana saja.

Pertanyaanya, apakah Alexa sudah bisa diakses oleh orang-orang yang lanjut usia di Indonesia? Saya sih, ingin sekali kalau kembali ke Indonesia membelikan untuk ibu dan ayah di rumah. 

Daripada mereka kesepian ingat anak-anak yang jauh, mendingan disediakan hiburan. Meskipun demikian ada kendala juga bahwa tidak semua orang bisa menggunakan Alexa, antara lain karena Alexa hanya bisa hidup dan aktif kalau ada sinyal internet. Faktor lainnya mungkin karena pilihan bahasa. 

Demikian cerita kecil tentang Oma Schwellenbuch yang punya Alexa di kamar. Alexa bagi Oma Scwellenbuch bagaikan seorang teman bicara, penghibur setia dan sabar yang mengerti dan siap menuruti selera pribadinya. Alexa adalah "teman" yang mengusir kesepian, melalui alunan lagu-lagu dan melodi kenangan yang bisa diminta kapan saja.

Salam berbagi, ino, 18.12.2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun