Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Ini Rahasia Kecil Menulis dari Kisah Kekesalan

7 Desember 2021   05:00 Diperbarui: 10 Desember 2021   19:03 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Godaan kekesalan | Dokumen pribadi oleh Ino

Menulis dari kisah kekesalan orang lain

Semula saya pikir yang kesal pada hari ini mungkin cuma saya. Ternyata enggak juga sih. Ada banyak lagi orang lain yang kesal. Dalam perjalanan pulang saya sempat menunggu di sebuah stasiun Kereta di Frankfurt.

Tiba-tiba datanglah sebuah kereta ke arah Mainz. Cuma pada monitor tertulis, "Anda tidak boleh naik." Anehnya beberapa orang masuk ke dalam Kereta itu sebagaimana biasanya.

Ada seorang ibu yang sedang bingung, mau masuk tapi ragu-ragu. Dia lebih percaya pada petunjuk informasi itu bahwa tidak boleh masuk. Setelah tiga menit kemudian, Kereta itu berangkat, waduh saat itu, terdengar dari ibu itu hanya maki-makian saja sambil menunjuk-nunjuk monitor petunjuk informasi dan sesekali ke arah Kereta itu.

Saya juga tidak naik karena saya percaya pada petunjuk informasi itu. Saya hanya mendengar bagaimana kekesalan ibu itu jauh lebih parah dari saya pada pagi hari ini.

Saya pada saat itu sudah lebih tenang dan tidak ikut kesal lagi. Suara hati saya mengatakan seperti ini, "Cukuplah sekali dalam sehari kesalnya, masak kesal berkali-kali. Buang energi tahu."

Saya ditenangkan oleh suara itu dan terhibur juga sih, bahwa pada saat lihat orang kesal saya tidak menjadi kesal, tetapi mengamati kekesalannya hingga menjadi bahan tulisan nantinya.

Kesal itu godaan yang bisa muncul kapan saja

Dalam perjalanan pulang ke Mainz, tiba-tiba masuklah seorang pria berambut putih, rambutnya sebahu. Pada tangannya ada banyak sekali kantong plastik.

Godaan kekesalan | Dokumen pribadi oleh Ino
Godaan kekesalan | Dokumen pribadi oleh Ino

Ia duduk persis di samping saya. Sepanjang jalan main tanya terus, apakah Kereta ini ke arah Mainz. Saya sudah menjawabnya dua kali, toh masih tanya juga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun