Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

The Big Quit, Dilema dan Pendidikan Lanjut Petani Milenial

6 November 2021   16:30 Diperbarui: 8 November 2021   02:00 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebun sayur seorang petani millennial di desa Kerirea | Dokumen pribadi oleh Ino

Konteks global As di mana orang  tidak mau kembali lagi bekerja di perusahaan tempat kerjanya dan khususnya konteks Indonesia sudah cukup jelas menggambarkan bahwa menjadi petani milenial itu rupanya bisa menjadi pilihan tepat yang bisa saja tidak mengenal krisis asal cerdas-cerdas dikit. Ya, dari angka 35 % sangat mungkin sekitar 5 - 7 % menjadi petani dan tentu tidak mungkin sebagian besar menjadi tukang parkir.

Mungkinkah menjadi petani milenial saat ini sebagai pilihan baru setelah pandemi?

Pilihan menjadi petani milenial mestinya merupakan pilihan yang nyaman. Namun, pada kenyataannya tidak semudah membalikan telapak tangan.

Apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang petani milenial yang betul-betul bisa dikatakan tidak mengenal tanggal tua dan bahkan pasca krisis covid-19 ini bisa tetap bersinar cemerlang rona usahanya?

Dari pengalaman beberapa orang yang saya kenal beberapa waktu lalu, ternyata apa pun pilihan itu tetap tidak begitu saja menjadi pilihan yang nyaman atau bahkan seseorang begitu saja langsung memasuki comfort zone.

Tentu tidak, seseorang perlu mempelajari banyak hal apalagi pasca covid ini. Banyak hal itu antara lain trik penjualan usaha di tengah lockdown misalnya. Petani mesti juga punya kemampuan analisis keadaan pasar dengan aneka dinamika politik ekonomi yang ada meski itu di desa.

Dilema petani milenial

Dilema yang tidak bisa dihindari saat ini adalah angka PHK semakin besar dan kemungkinan meningkatnya angka petani milenial. Meskipun demikian problem di lapangan itu bukan terletak pada semakin banyaknya jumlah petani milenial, tetapi perubahan cuaca yang meleset dari ramalan petani umumnya di satu sisi, dan ketidakpastian pasar serta latar belakang pendidikan petani milenial yang terbatas pada sisi lainnya.

Kebun sayur seorang petani millennial di desa Kerirea | Dokumen pribadi oleh Ino
Kebun sayur seorang petani millennial di desa Kerirea | Dokumen pribadi oleh Ino

Ada juga sih yang terlihat cuma casing nya saja sebagai petani milenial tapi gagap teknologi, namun juga tidak sedikit yang bergaya sebagai petani milenial, namun tidak punya pengalaman kerja di lapangan.

Tentu, tidak mudah untuk menemukan seorang petani milenial yang cukup seimbang antara wawasan milenialnya yang disertai dengan pengalaman kerja yang juga sangat memadai. Kecemasan yang muncul saat ini adalah chasing milenial itu tidak diimbangi dengan analisis dan manajemen keuangan yang teratur dan disiplin kerja yang tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun