Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sayur Panggang, Daging Domba, dan Sambal India

4 November 2021   03:34 Diperbarui: 7 November 2021   23:31 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sayur goreng, daging domba dan sambal India | Dokumen pribadi oleh Ino

Masakan yang sedap rasanya bisa juga menjadi penyedap kehidupan.

Siapa sih yang enggak suka, kalau benar-benar lapar melihat hidangan sayur goreng yang tampak segar, dengan potongan daging domba lalu plus sambal Indi cabenya tiga? Kata orang Timor sana, "Jo liur melele na."

Kurang lebih seperti itulah ungkapan hati saya hari ini. Rasa lelah setelah kembali dari kampus sungguh terobati ketika melihat hidangang di atas meja yang memang hidangan kesukaan. 

Hari Rabu menjadi hari yang indah dan penuh cerita, cuma karena berangkat ke kampus lalu menahan lapar sampai pulang gara-gara di rumah sudah tersedia sayur goreng segar dengan campuran warna yang menawan.

Terlihat ada timun Jepang (Zucchini), bawang putih panjang, timun yang berwarna kuning segar, bunga kol, biji tomat merah, lalu di sana ada pula wortel dan ubi tatas. Pertama melihat campuran seperti itu, terkesan seperti "gila juga ya." 

Kok seperti semuanya boleh dicampur? Tapi itulah masakan ala orang Portugal. Entah kenapa orang Portugal sangat suka memasak dengan bahan yang berbeda tapi menjadi satu campuran dan hidangan.

Bukan karena malas lho. Hidangan seperti dalam gambar di atas sebenarnya sangat sederhana untuk dimasak. Orang hanya membutuhkan minyak Oliven (Olivenoel) dan sedikit mentega untuk dioleskan pada tempat yang disiapkan untuk dimasukan ke dalam oven dan melalui pengaturan temperatur suhu panas dan kurang lebih 45 menit, akan terlihat sudah matang.

Tentu, bahan lain seperti garam halus dibutuhkan untuk menambah aroma dan rasa. Nah, menariknya bahwa memasak sayur dengan cara seperti itu mirip seperti memanggang saja, ya karena di masukan ke dalam oven dengan suhu yang panas, tapi orang Jerman menyebutnya Gebratene Gemuese.

Ada juga seh campuran dan masakan sejenis yang cukup disukai orang Jerman seperti Gebratener Tofu. Sayang sekali hari ini kami tidak punya Tofu, sehingga secara kreatif ditambahkan dengan daging domba.

Wow daging domba lho, suenak tenan.  Aneh juga ya, kalau lagi benar-benar lelah dan lapar rasanya seperti makan di restoran mewah lho. Padahal makanan seperti itu di rumah sendiri.

Nah, saya jadinya sampai kepikir kaya gini, "Sebetulnya seni memasak makanan itu sangat penting atau sangat dibutuhkan, agar selera makan itu bisa naik drastis hahaha." Hampir pasti seorang teman Jerman kalau melihat saya makan sayur goreng itu, dia selalu saja berkomentar, "Ja...fest essen atau "makan yang sungguh-sungguh."

Tentu dengan candaan yang betul menghibur dan mendatangkan gelak tawa seh. Masak seh dibilang gitu, lalu tersinggung dan gak mau makan lagi, rugi dong.

Eh, sebelum lupa, ternyata supaya masakan sayur goreng itu lebih enak jangan lupa bubuhi lagi dengan bubuk merica. Nah, gak tahu apa bedanya merica India dan Indonesia, tapi rasanya bubuk merica sangat enak dan wangi. 

Apalagi kalau biji-biji merica hijau yang masih segar dari pohonnya. Nah, saya akhirnya ingat lagi waktu liburan bulan Agustus lalu. Oleh karena punya kebun merica sendiri, jadi saat ke kebun, saya mengambil beberapa tangkai buah merica untuk dimasak dengan daging ayam.

Maaf..... kok larinya ke kampung, ingat daging ayam..... Saya membayangkan masakan sayur goreng, daging domba plus sambal India akan menjadi lebih gimana gitu... kalau ditambahkan dengan biji merica segar dari Indonesia.

Seperti apa sih merica itu?

Mungkin hanya tahu rasanya, tapi enggak pernah lihat pohonnya, maka saya perlihatkan satu foto pohon merica yang pernah menjadi idola bumbu masakan waktu liburan.

Merica | Dokumen pribadi oleh Ino
Merica | Dokumen pribadi oleh Ino

Merica hijau yang seperti pada gambar itu akan digoreng bersamaan dengan daging domba atau juga daging ayam, tentu rasanya luar biasa sedap. 

Cuma sayangnya, pasangannya jika orang menikmati sayur goreng, daging domba, sambal India dan merica hijau Indonesia, mestinya dilengkapi oleh kehadiran teman-teman sebaya. 

Saya hanya mau bilang bahwa makanan seenak apapun, jika tanpa teman, tetap saja rasanya kurang enak. Lho kok gitu seh? Ya, siapa saja boleh coba, atau mungkin juga sudah pernah alami.

Wah, rupanya resep masakan dan jenis makanan yang enak itu hanya akan bisa dinikmati dengan cita rasa yang khusus (besonders), kalau bersama teman-teman atau juga di tengah keluarga.

Saya kok tiba-tiba membayangkan andaikan enggak ada covid-19 lagi, apakah enggak mungkin semua Kompasiana bertemu gitu di Jakarta cukup setahun sekali saja? Nah, pada saat itu, bisa dibuktikan siapa saja yang suka nulis artikel Foodie, coba buktikan masak dong buat teman-teman.

Saya pasti siapkan buat teman-teman sambal Flores lho. Tapi, jujur kalau seandainya mimpi ini benar terjadi, saya pesan dari jauh ya, tolong bawa tisu yang banyak. 

Teman orang Jerman, setiap kali makan sambal Flores buatan saya, dia membutuhkan tiga tisu yang lembarannya besar sekali. Nah, kalau tisu biasa itu, mungkin butuh sedikit banyak, soalnya bisa untuk beberapa kali peras ingus, mana lagi untuk lap keringat, dan lain-lainnya.

Itulah kisah kecil tentang sayur goreng, daging domba dan sambal India yang pedas sampai membawa saya pada mimpi-mimpi bagaikan lagi dalam temaram bersama teman-teman Kompasiana. 

Mimpi tentang melahap masakan aneka racikan anggota rumah Kompasiana sambil mendengar letupan horizon senior-senior yang berpengalaman.

Duhhh kapan ya? Mungkinkah itu? Jujur lho rindu banget berjumpa teman-teman semuanya. Kita basaudara, kita sa rumah dan kita satu meja.

Salam berbagi, ino, 4.11.2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun