Mereka datang sambil mendorong meja yang lengkap disediakan dengan kopi dan kue. Benar-benar terlihat seperti pramugari pesawat yang melayani penumpang dalam perjalanan ke luar negeri.Â
Tentu, judulnya kopi sore, tapi di sana ada juga minuman lainnya seperti teh dan aneka jus lainnya, ya, sesuai pesanan masing-masing orang di sana.Â
Program kopi sore itu akhirnya punya cerita sendiri, suatu hari seorang oma memberikan saya sepotong kue yang sangat enak. Katanya, saat dia memesan kue itu, dia ingat saya. Wow oma-oma dan opa-opa di sana sangat ramah.
Satu hal yang saya kagumi adalah bahwa pelayan dan perawat di sana bisa menyuap makanan dan minuman dengan penuh kasih dan ramah kepada para jompo. Saat melihat itu, saya kadang hanya bisa geleng-geleng kepala dan berkata dalam hati, "Oh wie liebt" atau oh betapa cintanya."
6. Pelayanan spiritual
Pelayanan spiritual di sana lebih merupakan pelayanan spiritualitas umum yang terbuka pada siapa saja. Memang di sana ada kantor khusus untuk pelayanan spiritual sesuai dengan kebutuhan para jompo.
Namun, praktisnya pelayanan spiritualitas umum itu yang lebih ditawarkan dan diminati di sana. Bagi para jompo sama sekali tidak penting diskusi tentang agama apa, tetapi lebih tentang bagaimana orang bisa menemukan damai, cinta dan harapan agar hidupnya dipenuhi dengan rasa bahagia (zufrieden).
Tidak heran, para jompo ditawarkan pelayanan spiritualitas umum itu melalui bacaan-bacaan dari jenis koran harian umum dan juga koran mingguan yang berisikan inspirasi dan spiritualitas.
7. Kunjungan dan tanggung jawab keluarga
Umumnya rumah jompo sangat terbuka pada kunjungan dan dukungan keluarga dan sahabat kenalan mereka. Dukungan yang saya maksudkan di sini bukan dalam arti dukungan finansial, tetapi lebih merupakan dukungan moril.Â
Terlihat sekali bahwa para jompo sungguh diperhatikan oleh keluarga mereka, setiap minggu mereka dikunjungi, bahkan pada hari ulang tahun, keluarga membawa mereka ke rumah makan dan beberapa tempat lainnya yang sungguh menyenangkan mereka.