Hanya sebentar terlintas, seperti satu kedipan saja
Bagai percikan kilat menyambar
Tapi kenapa begitu membekas?
Ingin menatapnya lagi, tapi tidak sanggup kalau melihatnya nanti
Harus hati-hati. Menatap itu selalu ada batasnya
Di depan sana ada rupa-rupa yang rapi, indah dan memikat.
Jaga mata, apalagi saat menatapnya
Curi pandang harus bisa dipertanggungjawabkan.
Keindahan itu merayu mata
Apalagi ada getaran dari dalam yang tidak teratur bergetar.
Menolak mata untuk menatapnya selalu melahirkan penyesalan yang lama
Lama selama ingat masa-masa saat pernah menatapnya.
Membatasi mata dengan batas-batas
Menutup mata pada yang nyata bisa dikatakan tidak terbuka. Negatif bukan?
Membuka mata dan menatap yang ditutup-tutup
Bisa dibilang berani-beraninya membongkar rahasia.
Siapa bilang terlarang, saat kamu menatap wajahnya
Jangan lupa menatap mata dan wajahnya.
Meski semua ada batasnya
Tapi, di sana ada aktor, ruang dan waktu.
Kamu akan tahu betapa indahnya di sana
Betapa cintaNya tanpa batas. Cuma satu dan cuma Dia.
Salam berbagi, ino, 18.10.2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H