Nah, sanggupkah area pesisir sungai kita dibangun dengan konsep-konsep yang mirip seperti itu?
Tentu semuanya bisa dilakukan hanya oleh pemerintah yang betul memiliki wawasan kepariwisataan dan tata kelola area pinggir sungai.Â
Tanpa kesadaran, ilmu dan kreativitas yang didukung dengan modal, maka tentu itu semua cuma mimpi dan kekaguman yang hanya bisa dinikmati di negara orang.Â
Dari beberapa poin penunjang wisata pinggir sungai, dapat disimpulkan beberapa hal ini:
Pertama, prioritas utama untuk area wisata pinggir sungai adalah kebersihan sungai itu sendiri. Kebersihan harus bisa menjadi proyek bersama pemerintah dan masyarakat sekitarnya.Â
Kedua, konsep tentang penataan area wisata pesisir sungai harus mempertimbangkan unsur perubahan suhu dan iklim setempat. Fleksibilitas desain tempat tetap memperhitungkan aspek keindahan dan keramahan lingkungan.
Ketiga, penanam pohon dengan pertimbangan kerindangan, keteduhan area pesisir sungai sudah seharusnya merupakan unsur pasti dalam reksa pembangunan area wisata pesisir sungai.
Keempat, keamanan para pengunjung dan lingkungan di area pesisir merupakan hal yang tidak bisa ditunda, tetapi sejak awal harus sudah dipikirkan bersamaan dengan rencana pembangunan area pesisir. Karena itu pagar permanen tidak hanya penting untuk keamanan, tetapi juga untuk keindahan.
Kelima, unsur air selalu punya peran khas hampir di semua objek wisata. Wisata tanpa air tentu belum lengkap. Karena itu, perhitungan sumber air di area taman di pesisir sungai merupakan unsur penting yang tidak boleh disepelekan kehadirannya.
Demikian ulasan terkait cara membangun area pesisir sungai menjadi area wisata yang bisa membuka kemungkinan dikunjungi banyak orang.Â
Tulisan ini tetap merupakan sorotan pribadi dari pengamatan dari dekat tentang area pesisir sungai Rhein khususnya di kota Mainz.Â